Tabligul Islam

Harga Pangan Naik, Rakyat Tercekik

Bagikan di media sosialmu

Oleh: Nurlaini

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Harga pangan seperti: beras premium, bawang merah, bawah putih, cabai rawit merah, daging sapi murni, telur ayam, dan gula konsumsi kian meroket akhir-akhir ini. Harga pangan terus-menerus naik, tetapi kenaikan ini tidak berimbang dengan daya beli masyarakat. Uang seratus ribu pun seperti tak ada artinya. Padahal, nilai tersebut cukup besar bagi masyarakat menengah ke bawah. Masih sanggupkah masyarakat bertahan dengan harga-harga yang mencekik leher ini?

Harga pangan di sejumlah daerah terpantau mengalami kenaikan, mulai dari beras hingga cabai rawit merah. Ternyata, beberapa warga pun mengeluh akibat kenaikan harga pangan ini. Salah satunya diungkap oleh Waluyo, seorang warga di kawasan Petukangan, Jakarta Selatan. Dia mengaku cukup terbebani dengan kenaikan harga pangan, utamanya yang sering dikonsumsi. Dia mengaku, untuk keperluan belanja bulanan biasanya bisa terpenuhi dengan biaya Rp 1 juta. Namun, karena adanya kenaikan jadi perlu mengambil dari alokasi dana lainnya. (https://www.liputan6.com, 26/11/2023)

Harga sejumlah bahan pangan terpantau masih bergerak naik. Dan dalam setahun terakhir, harga beras dan cabai diam-diam telah naik gila-gilaan. Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat, ada 9 komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga lebih dari 10% dari harga acuan atau eceran yang ditetapkan pemerintah. Sementara itu, Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian perdagangan (Kemendag) menunjukkan, sejumlah harga bahan pangan pokok bahkan sudah mengalami kenaikan 90% lebih. (https://www.cnbcindonesia.com/, 24/11/2023)

Kekhalifahan Umar bin Khatab melakukan penerapan sistem ketahanan pangan. Beliau menerapkan inovasi soal irigasi untuk mengairi area perkebunan. Kawasan delta Sungai Eufrat dan Tigris serta daerah rawa dikelola dengan dikeringkan menjadi lahan pertanian. Selain itu, Beliau juga memberlakukan pengendalian suplai pangan. Hal ini terlihat ketika musim paceklik melanda Hijaz, beliau memerintahkan Gubernur Mesir Amr bin al-Ash, agar mengirimkan pasokan makanan melalui jalur laut.

Mahalnya harga pangan saat ini menunjukkan negara gagal menjamin kebutuhan pangan murah. Negara seharusnya melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi kenaikan harga persoalan. Namun, hari ini mustahil terwujud ketika negara hanya menjadi regulator. Negara seharusnya mampu mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan dengan berbagai cara sehingga masyarakat selalu terpenuhi kebutuhan akan bahan pangan dengan mudah. Sebagai contoh, dengan mengikuti apa yang sudah dilakukan oleh Khalifah Umar Bin Khatab.

“Setiap dari kalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab untuk orang-orang yang dipimpin. Jadi, penguasa adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya.” [HR. Bukhari & Muslim]

Dalam sistem Islam, Negara berkewajiban mengelola semua urusan rakyat. Islam menjadikan penguasa sebagaai ra’in yang wajib mengurus dan memenuhi kebutuhan rakyatnya. Sudah sepatutnya negara melakukan segenap cara untuk mewujudkan hal itu. Dan Islam memiliki berbagai mekanisme untuk menjaga kestabilan harga pangan di tengah umat. Maka, bukankah sudah seharusnya kita beralih menuju pada Sistem Islam?

Wallahu a’lam bi Showab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 71

Comment here