Opini

Gencatan Senjata, Bukan Solusi Hakiki Palestina

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Syahraeni, S.P.

Wacana-edukasi.com, OPINI– Gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza, akhirnya dimulai pada Minggu (19/01) pukul 11:15 waktu setempat (16:15 WIB). Kesepakatan dari gencatan senjata ialah menghentikan serangan di Gaza. Pada periode itu, Israel dan Hamas akan bertukar sandera dan tahanan.

Sejak penyerangan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, kelompok Hamas menangkap 251 sandera, dan masih menyandera 94 orang. Pihak Israel sendiri diperkirakan akan membebaskan sekitar 1.000 tahanan Palestina, beberapa di antaranya telah dipenjara selama bertahun-tahun, sebagai imbalan atas pengembalian para sandera.

Lain sisi, Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben-Gvir, menentang kesepakatan gencatan senjata dan menyerahkan surat pengunduran diri. Ben-Gvir justru mendorong Israel tetap melanjutkan operasi militernya terhadap Hamas di Gaza. Dalam surat pengunduran diri kepada Netanyahu, Ben-Gvir mengatakan bahwa dia tidak akan berusaha menggulingkan pemerintah, tetapi menganggap perjanjian gencatan senjata sebagai “kemenangan penuh bagi terorisme” (BBC News Indonesia, 20-01-2025).

Sebelumnya, dilansir dari The Times of Israel, melaporkan bahwa gencatan senjata berhasil dicapai karena adanya paksaan presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melalui utusan baru untuk Timur Tengah Steve Witkoff , yang mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Utusan itu berhasil melakukan yang gagal dilakukan Presiden AS Joe Biden setahun belakangan.

Meski media Israel mengklaim bahwa gencatan senjata terjadi karena adanya tekanan Donal Trump kepada Israel, tetapi pemimpin Hamas Khalil al-Hayya justru mengatakan bahwa itu adalah hasil dari “ketangguhan” bangsa Palestina. Israel tidak sanggup mematahkan rakyat Gaza. Keteguhan rakyat Gaza meski menderita kelaparan, di bunuh, banyak pemimpin pejuang yang syahid, namun mereka tetap teguh dan mempertahankan tanahnya selama 15 bulan, hal ini berhasil menggentarkan Zionis.

Gencatan senjata tak akan mengubah apapun. Terhitung sedikitnya 116 warga Gaza tewas akibat serangan Israel yang dilakukan pasca-pengumuman pada Rabu lalu. Pertahanan Sipil Palestina juga menyebutkan korban tewas terdiri dari 30 anak-anak dan 32 perempuan (Kompas TV, 19-01-2025).

Na’asnya, Presiden AS Donald Trump juga telah memberikan ‘lampu hijau’ kepada Israel untuk melakukan serangan di Tepi Barat, Palestina. Dikutip dari Middle East Monitor, utusan Trump untuk PBB, Elise Stefanik secara terbuka mendukung Israel untuk menduduki Tepi Barat yang di klaim milik Israel berdasarkan arahan Alkitab.

Dua fakta diatas, menjadi bukti nyata bahwa pembebasan Palestina tidak akan tercapai jika terus berharap pada PBB maupun Amerika Serikat yang selalu berusaha tampil sebagai penengah terhadap persoalan Palestina-Israel ini.

Ada satu hal yang harus dipahami kaum muslim dalam memandang akar masalah Palestina-Israel, yakni apa yang terjadi di Palestina adalah penjajahan dan pendudukan Israel atas tanah milik kaum muslim di Palestina. Israel tidak pernah bisa dihentikan dengan bahasa diplomasi atau basa-basi kecaman. Puluhan diplomasi yang dikeluarkan oleh PBB, Israel tidak bergeming dan tidak patuh terhadap hukum internasional. Banyaknya bangunan sekolah, masjid, dan rumah sakit, yang notabene berada dibawah perlindungan PBB, berakhir dibombardir habis.

Tidak ada solusi hakiki bagi Palestina dan kaum muslim yang tertindas selain bersatunya seluruh kaum muslim dengan agenda pembebasannya sendiri. Persatuan yang akan melindungi kaum muslim dari penjajahan, penganiayaan, penyiksaan, dan kezaliman yang terus digencarkan oleh musuh-musuh Islam. Sejauh ini, negeri-negeri Islam seakan tidak berdaya melawan Barat. Itulah mengapa, agar seimbang, umat dan negeri-negeri Islam harus bersatu dalam satu kekuatan, satu ikatan, dan satu kepemimpinan dalam naungan aturan yang sama, yaitu sistem Islam. Sebab, Islam memiliki cara tersendiri dalam menghadapi penjajahan atas kaum muslim.

Umat harus menyakini bahwa kemenangan adalah milik umat Islam dan pujian hanya milik Allah. Kemenangan akan datang atas pertolongan Allah. Oleh karena itu jalan perjuangan wajib sesuai tuntunan Allah, tidak menyerahkan urusan pada musuh-musuh Islam yang jelas-jelas tidak akan memberikan ruang bagi kaum muslim untuk mendapatkan kejayaannya. Sebagai langkah dasar untuk pembebasan Palestina, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan.

Pertama, umat harus disadarkan pemikirannya melalui dakwah bahwa memisahkan Islam dari kehidupan (sekularisme) tidak akan mengantarkan kita sebagai umat terbaik, hanya akan menjadi umat terpuruk di segala lini kehidupan dan selalu berada dibawah kaki Barat.
Kedua, memberikan segala daya dan upaya yang bisa kita lakukan untuk menyuarakan fakta dan kebenaran yang sesungguhnya bahwa akar masalah Palestina adalah penjajahan Israel dan nestapa umat karena tercerai berai dalam aturan nation state yang juga dipelopori oleh Barat.
Ketiga, menyeru kepada seluruh penguasa muslim untuk mengarahkan loyalitasnya kepada Islam dan kaum muslim, bukan berharap pada solusi semu PBB atau perjanjian internasional yang menghalangi mereka menolong saudara seiman.

Palestina adalah milik umat Islam di seluruh dunia. Masalah Palestina bukan sekadar masalah kemanusiaan atau konflik internal. Di tanah Palestina terhimpun banyak keutamaan dan keistimewaan, diantaranya kiblat pertama umat Islam, tempat Rasulullah diperjalankan saat Isra Mi’raj dan diberikannya perintah sholat. Status kesucian Tanah Palestina sama utamanya dengan Masjidil Haram di Mekkah. Keduanya terhubung akidah dengan kaum muslim. Ikatan akidah dan ukhuwah Islamiah mestinya menjadi pendorong terkuat para penguasa muslim bersatu mengirim tentara militer untuk menolong saudaranya di Palestina.

Rasulullah ﷺ telah mengingatkan dalam sabdanya, “Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim lainnya, janganlah ia menganiaya saudaranya itu, jangan pula menyerahkannya – kepada musuh. Barang siapa memberikan pertolongan pada hajat saudaranya, Allah selalu memberikan pertolongan pada hajat orang itu. Dan barang siapa melapangkan kepada seseorang muslim akan satu kesusahannya, Allah akan melapangkan untuknya satu kesusahan dari sekian banyak kesusahan pada hari kiamat. Dan barang siapa yang menutupi cela seseorang muslim, Allah akan menutupi celanya pada hari kiamat” (Muttafaq‘alaih).

Dengan beragam keutamaan ini, adalah haram bagi kita mendiamkan Palestina tanpa pembelaan dan pertolongan. Mari bergerak bersama memperjuangkan pembebasan Palestina dan negeri-negeri muslim lainnya yang masih terjajah dengan terus menyerukan bahwa persatuan dibawah sistem Islamlah solusi hakiki bagi Palestina.

Wallahu a’lam bisshowab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 22

Comment here