Bahasa dan SastraPuisi

Bukan hanya Sekali

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Nadira Ayu Rachmawati

Langit teduh memayungi
Sang mentari jua ikut bersembunyi
Namun, bara hati tak bisa dibohongi
Luka lara akibat dikhianati
Tumpahan kecewa dalam sebuah aksi

Demontrasi dengan gema orasi
Berteriak agar terdengar aspirasi
Namun, telinga bak tuli
Sekadar bertemu saja tak pernah terjadi
Justru malah pergi sambil menari

Ya, menari diatas kepentingan pribadi
Mengusung diri bak wakil rakyat sejati
Gombalan maut nan janji manis makin menjadi
Memberi harapan dengan sesuap nasi
Saat serangan fajar di pagi hari

Memangnya negeri ini milik siapa?
Pandai berlaga bersandiwara
Membangun citra sebagai pembela
Namun, payung hukum kian mati rasa
Membabat habis hak warga negara

Bukan hanya sekali berulah
Membuat hukum tuk mengejar upah
Sebenarnya bekerja untuk siapa?
Pihak mana yang akan dibela?

Bukan hanya sekali
Ketuk palu dibalas aksi
Sebenarnya kepada siapakah mengabdi?
Membuat aturan berakhir emosi
Berapa kali kami harus dikhianati?

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 1

Comment here