Opini

Walid Nak Dukung Palestina, Boleh?

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Emmy Harti Haryuni

Wacana-edukasi.com, OPINI--Berbagai dukungan dan simpati terus diberikan oleh masyarakat dari berbagai negara. Tanpa memandang suku, bangsa, jenis kelamin, status sosial, bahkan agama semua menyuarakan dukungan pada Palestina. Segala cara digunakan untuk menarik perhatian dunia, agar hati para pemimpin berbagai negara tergerak untuk berperan menghentikan pembantaian warga Palestina.

Termasuk peserta aksi demo dukung Palestina, terdapat spanduk yang sangat menarik perhatian. Tertulis “Walid Nak Dukung Palestina, Boleh?.” Tulisan tersebut banyak menarik perhatian masyarakat dan langsung menyeba ke berbagai media sosial. Agar semua manusia segera melek dan bersama-sama mengarahkan perhatiannya pada masalah serius pembantaian warga Palestina.

Entah bagaimana lagi cara yang sudah dilakukan umat manusia di dunia ini untuk menyuarakan jeritan kaum muslimin Palestina. Jutaan aksi protes baik lisan maupun tulisan telah dilakukan. Sumbangan uang dan material pun telah diberikan. Akan tetapi, pembantaian warga Palestina tak kunjung surut. Malah semakin parah dan menjadi-jadi, brutal serta tidak berperikemanusiaan.

Pasukan di bawah petuah Netanyahu tak berhenti menyerbu dengan liar ke rumah-rumah penduduk. Al Jazeera.net memberitakan serangan udara di daerah Sheikh Radwan, utara Gaza menewaskan banyak warga. Tercatat sebanyak 31 darah syuhada mengalir membasahi tanah Palestina sejak fajar hari Kamis 1 Mei 2025. Puluhan rumah pun dihancurkan selama 40 menit serangan brutal hari itu.

Penyerbuan Masjid Al Aqsa yang dilakukan warga Netanyahu dalam perlindungan pasukan semakin menambah duka kaum muslimin Palestina. Penyiksaan terhadap tawanan muslim Palestina pun terus dilakukan dengan berbagai cara tanpa mendapat akses perawatan medis. Ditambah penutupan semua akses masuk, sehingga bantuan makanan dan obat-obatan tidak bisa menolong warga Palestina (Al-JazeeraNet, 1/5/2025).

Bayangkan ketika seorang ayah baru saja pulang mengurus akta kelahiran bayi kembarnya, mendapati rumahnya sudah luluh lantak dibom pasukan Zionis. Istri, ibu mertua, beserta bayi kembarnya tewas menyambut syahid. Kisah bayi-bayi dan wanita lemah yang menjadi korban pembantaian sudah menjadi makanan sehari-hari. Menggambarkan betapa brutalnya kebiadaban penjajah zionis tanpa menghormati bulan-bulan haram seperti saat ini.

Sadarlah ketika semua pembantaian brutal itu menimpa anak kita, ibu kita, atau pasangan kita. Bukankah kita juga menangis, menjerit meminta pertolongan orang lain. Bagaimana bila jeritan, airmata, dan rintihan kita yang sedang menjadi sasaran pembantaian tidak didengar. Malah diabaikan oleh pihak-pihak yang sebenarnya memiliki kekuasaan dan kemampuan untuk menolong kita. Bukankah sakit rasanya hati kita, begitu pula yang dirasakan saudara-saudara muslim Palestina.

Fakta semakin diperjelas bahwa ketakukan kepada tegaknya kepemimpinan Islam adalah yang menjadi alasan berbagai serangan pada kaum muslimin. Seperti halnya para pemimpin negara-negara penjajah kafir lainnya, Perdana Menteri Netanyahu pun telah mengatakan bahwa tidak akan “menerima pembentukan Khilafah apa pun di pesisir Mediterania,” serta menegaskan bahwa “respons (Israel) tidak akan terbatas pada Yaman, tetapi akan meluas ke Lebanon dan wilayah lainnya” (MediaUmat, 23/4/2025).

Pemimpin Negeri Muslim Diam Membisu

Fakta di lapangan, derita kaum muslim Palestina tak kunjung berakhir. Rintihan dan jeritan mereka hingga serak suara pun tak menghentikan kebrutalan penyiksaan penjajah. Sementara pasukan Zionis malah menjadi-jadi seperti orang kesurupan berbuat di luar batas prikemanusiaan. Kecaman dan kutukan sedunia pun tak sanggup menghentikan kesadisan mereka membantai muslim Palestina.

Kodisi semakin memprihatinkan, penampakan penguasa negeri-negeri muslim tetap hanya mencukupkan diri dengan retorika tanpa perbuatan yang menjadi solusi. Sekalipun Umat Islam saat ini tak berhenti menyuarakan jihad sebagai penyelesaian masalah Palestina. Melepaskan belenggu penyiksaan dari kebrutalan penjajah kafir hingga ke akar-akarnya.

Bukankah Allah dengan tegas mewajibkan umat islam menyelamatkan saudaranya sesama muslim dari kezaliman siapapun terlebih kaum kuffar. Allah pun telah menyatakan bahwa kaum muslim adalah bersaudara. Rasulullah saw. juga sudah bersabda bahwa umat Islam adalah satu tubuh, bila ada bagian tubuh yang sakit maka bagian tubuh yang lain akan merasakan sakit dan segera mengobatinya. Sehingga menjadi wajib hukumnya menolong sesama saudara muslim.

Umat Islam Wajib Bersatu

Sejatinya selama kaum muslimin masih terpecah-belah dalam sekat nasionalisme warisan penjajah kafir, tidak akan bisa benar-benar terwujud persatuan umat Islam. Artinya jihad sebagai jalan menyelamatkan muslim Palestina pun tidak bisa dilakukan. Oleh karena itu, umat Islam wajib segara membuang nasionalisme. Sadarilah bahwa penjajahan kafir zionis hanya bisa diberantas dengan kesatuan umat Islam dalam satu komando kepemimpinan internasional yaitu Khilafah.

Mengingat daruratnya kondisi sesama muslim yang dibantai, maka kaum muslim wajib menggaungkan seruan bersatu kepada semua muslim di seluruh dunia. Kita wajib tak berhenti memuhasabahi umat akan perintah Allah untuk bersatu, sehingga bisa segera menolong muslim Palestina. Karena sejatinya penguasa dituntut untuk segera menjalin kesatuan umat agar bisa menunaikan kewajiban jihad demi kemuliaan Islam dan kaum muslim.

Sebagaimana dahulu Rasulullah SAW mencontohkan bagaimana menyelesaikan pengkhianatan yang dilakukan kaum yahudi sehingga menumpahkan darah seorang muslim. Seruan jihad tanpa ampun dalam satu komando kepemimpinan tunggal di bawah Panji Rasulullah SAW, sehingga musuh-musuh Islam tak mampu berkutik menghinakan dan melukai kaum muslim.

Para da’i, tokoh, maupun ulama, dan pengemban dakwah lain wajib terus berdakwah tanpa henti dengan mendedikasikan jiwa dan raganya. Agar persatuan umat bisa segera terwujud untuk kemudian berjuang bersama menyambut janji Allah terwujudnya khilafah. Demikian, sehingga persoalan umat termasuk palestina, dan kaum muslim di tempat lain yang dizalimi segera bisa diakhiri. Kehidupan Islam seperti masa kejayaan Islam dahulu bisa kembali dirasakan. [WE/IK]

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 5

Comment here