Penulis: Nidya Lassari Nusantara
wacana-edukasi.com, OPINI–Rakyat Indonesia menghadapi beragam masalah kehidupan. Dalam bidang ekonomi. Indonesia termasuk negera yang tingkat penganggurannya tinggi, pajak yang menyiksa rakyat dan termasuk negera yang memiliki hutang negara yang tidak pernah selesai. Dalam bidang sosial. Kasus perzinahan terus terjadi, mulai Dari anak sekolah sampai pejabat negara terjerat seks bebas. Dalam bidang pendidikan, Status guru dianggap beban negara, kasus bully masih marak terjadi.
Dalam sistem peradilan. Kasus-kasus korupsi dengan jumlah selangit hanya mendapatkan hukuman yang ringan membuktikan bahwa hukum tajam kebawah tumpul keatas. Dalam bidang politik. Negara Indonesia bahkan baru saja mengalami gunjangan luar biasa karena rasa kecewa yang mendalam kepada kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah sehingga aksi damai untuk menyampaikan aspirasi berubah menjadi anarkis. Tuntutan “bubarkan DPR” sampai slogan “Indonesia gelap” menjadi gambaran negara dengan julukan zamrud khatulistiwa.
Banyaknya problematika yang terjadi di Indonesia saat ini dikarenakan Indonesia menerapkan aturan yang dibuat oleh manusia. Sebagaimana kita ketahui, bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan yang sejatinya bersifat lemah, terbatas, membutuhkan orang lain dan terpengaruh lingkungan. Bila sudah begini, secara alami aturan yang diterapkan adalah aturan yang lemah dan akam selalu melahirkan perbedaan dan pertentangan antara manusia yang satu dengan yang lain. Aturan semacam ini sesuai dengan sistem sekuler, aturan yang memisahkan agama dari kehidupan.
Akibatnya, pencipta hanya wajib disembah di tempat ibadahnya, tetapi aturan Dari sang pencipta tidak berlaku di ranah selain rumah ibadah. Hal ini bertentangan dengan fitrah manusia dan tidak sesuai akal.
Berkaitan dengan hal ini, Allah SWT memberi janji berupa ancaman dalam surah ar-Rum ayat 41 yang artinya “Tidaklah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali kejalan yang benar (Islam)”, Imam Ibnu Katsir memaknai ayat tersebut, menyebutkan bahwa kerusakan (fasad) di muka bumi ini disebabkan karena maksiat yang dilakukan manusia. Banyaknya masalah yang terjadi saat ini adalah dikarenakan keengganan umat manusia menjadikan hukum Allah SWT sang Maha Pencipta sebagai aturan hidup baik secara pribadi sampai negara.
Terapkan hukum Buatan Allah
Bila kita berfikir secara cemerlang, tentu kita harus mencari jalan keluar yang lurus untuk menyudahi segala permasalahan yang terjadi. Allah SWT sudah memperingatkan bahwa dengan meninggalkan hukum Allah dan memaknai hukum manusia dipastikan akam terjadi kerusakan, maka jalan keluarnya hanyalah satu, menjadikan hukum Allah sebagai aturan hidup baik secara pribadi sampai negara.
Allah SWT sudah berjanji dan memperingatkan dalam firmannya dalam surah Al-A’raf ayat 96:
“Jikalau sekiranya penduduk negeri- negeri- beriman dan bertakwa pastilah Kami akan melimpahkan rahmat kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat) Kami itu maka Kami akan siksa mereka disebabkan perbuatannya”.
Rasulullah bersabda: “Sungguh satu hukum Allah yang ditegakkan di bumi lebih disukai bagi penduduknya daripada turun hujan 40 hari”. (HR. Imam Abu Daud)
Inilah berita dan janji Allah SWT melalui lisan nabi dan perbuatan yang dilakukan nabi, sudah saatnya kita sebagai umat Islam menjadikan perbuatan nabi satu-satunya suri tauladan dalam menerapkan perintah dan meninggalkan larangan Allah. Dan Allah SWT tidak pernah mengingkari janji Nya. Ini terbukti saat Islam bukan sekedar agama ritual pribadi tetapi juga sebagai ideologi.
Dimas kejayaannya, setiap kebijakan untuk memecahkan permasalah kehidupan. Secara politik. Di masa kejayaannya, para pemimpin kaum Muslim disetiap tempat bangkit dengan gagah berani untuk memberikan hak kaum Muslim. Jeritan seorang muslimah yang tinggal di wilayah perbatasan dengan kerajaan Bizantium Romawi dilecehkan oleh seorang warga Romawi. Jeritan minta tolong kepada khalifah Mu’thasim yang berada di Baghdad, segera mengarahkan ribuan tentara Islam ke Romawi, membela muslimah tersebut, memghukum pelakunya dan menaklukan daerah tersebut.
Di masa kejayaannya, dibidang Ekonomi, Khalifah Umar bin Abdul Aziz tidak mengizinkan anak perempuannya memaknai perhiasan yang dipinjam Dari baitul mal. Khalifah juga tidak menggunakan lampu yang minyaknya dibebankan kepada negara.
Di masa kejayaannya, dibidang pendidikan dan kesehatan. Untuk menuntut ilmu dan berobat, tidak dipungut biaya sedikitpun. Dari kurikulum Islam, lahir banyak ilmuwan hebat seperti Al Khwarizmi, penemu angka nol, Ibnu sina yang ilmu kedokterannya masih di gunakan sampai sekarang. Masih banyak lagi kejayaan yang dibuktikan Islam saat diterapkan. Maka, hanya cukup satu tuntutan untuk Semua permasalahan, Terapkan Islam secara kaffah, mulai dari pribadi, masyarakat sampai negara.
Views: 0
Comment here