Surat Pembaca

Tanggung Jawab Anak-Anak Gaza

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Yusri Maryani

Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA--Kekejaman Zionis kian tak terbanding, anak-anak tak luput menjadi sasaran dan korban genosida Zionis di Gaza. Kebiadaban ini terus terjadi hingga mengakibatkan tertelannya korban jiwa anak-anak di Gaza, tentu peristiwa ini meninggalkan kepedihan yang mendalam. Sekitar 39.000 anak-anak menjadi yatim karena kehilangan orang tua mereka akibat serangan Israel (liputan6.com 17/4).

Anak-anak Gaza saat ini berada dalam keadaan yang mengenaskan, mau tak mau mereka hanya dapat berlindung dibalik reruntuhan bangunan atau tenda-tenda yang telah koyak tanpa bantuan sedikit pun. Peristiwa ini tidak hanya menghilangkan nyawa kedua orang tua mereka saja, tetapi juga merenggut masa kecil, masa depan, dan rasa aman untuk mereka (mediaindonesia.com 17/4).

Bantuan-bantuan yang sudah dilakukan oleh negara-negara seperti kecaman gencatan senjata, memboikot produk-produk yang terafiliasi oleh Israel, atau bantuan-bantuan kemanusiaan, seperti makanan, minuman dan obat-obatan yang padahal itu hanyalah solusi yang sifatnya parsial (sementara). Kita bisa melihat bahwasanya saat ini tidak ada satu pun negara-negara muslim yang terdorong hatinya untuk berupaya dan mengirimkan batuan militer atau jihad secara nyata untuk melawan kafir Yahudi.

Padahal, pada kenyataannya Palestina dekat dengan Negara-negara Arab seperti Arab Saudi, Mesir, Turki, Suriah, Lebanon dan Yordania. Namun, sikap dan respon negara-negara muslim di sekeliling Palestina bagaikan debu-debu yang berterbangan. Tentu ini sangat memprihatinkan, mereka hanya diam seperti tak terusik menyaksikan bantaian demi bantaian nan biadab yang dilakukan Zionis Yahudi kepada saudara kita di Palestina.

Segala sesuatu yang mereka upayakan dalam melihat persoalan Palestina hanya dengan rasa kemanusiaan saja, padahal lebih dari itu. Dengan label humanity saja tentu tidak mampu untuk menyelesaikan pembantaian anak-anak di Palestina yang kehilangan orang tua dan keluarga mereka. Sikap ini tentu belum mampu untuk menjadi solusi yang fundamental. Berarti, perlu adanya sebuah solusi yang hakiki yang harus digerakkan oleh penguasa muslim dengan mendesak adanya Khilafah.

Negeri-negeri Islam beserta para penguasanya masih saja menutup mata dan tidak bisa membuka pikiran bahwa gencatan senjata yang sudah di sepakati oleh Zionis Yahudi selalu dikhianati. Seluruh dunia mengecam, namun Zionis akan selalu menyerang secara keji dan tidak mengidahkan perjanjian walaupun sudah ada kesepakatan dan larangan. Tak hanya sekali atau dua kali, bahkan sejak zaman Rasulullah pun penghianatan Yahudi sudah sering terjadi hingga saat ini.

Solusi akhir untuk Palestina bukanlah gencatan senjata, karena penjajahan dan kebiadaban yang dilakukan Yahudi bisa kembali dilakukan walau dengan melanggar gencatan senjata tersebut. Hal ini bisa dilakukan kapan saja karena di belakang Yahudi terdapat dukungan dan kekuatan dari AS dan sekutunya.

Setiap harinya di Gaza sejak saat mulai kembalinya perang 18 Maret 2025, PBB mengatakan 100 anak tewas akibat serangan Zionis, bahkan saat Amerika sepakat menyuarakan dukungannya kepada Israel (erakini.id, 16/1). Kebiadaban Israel telah merampas kebahagiaan anak-anak di Gaza. Mereka hanyalah anak-anak tak bersalah yang harus merasakan kepiluan.

Fakta yang kini tengah terjadi dengan narasi HAM dan semrawutnya aturan internasional serta system hukum tentang perlindungan hak-hak anak nyatanya tidak mampu mengakhiri jerat tangis anak-anak di Palestina. Adanya berbagai narasi-narasi diatas hanyalah omong kosong dan masih tidak bisa menjamin kehidupan yang lebih baik untuk mereka, baik dari kelangsungan hidup, perlindungan dari kekerasan, pendidikan dan lainnya.

Maka, harusnya umat membuka mata dan sadar bahwa lembaga-lembaga internasional beserta semua aturannya tidak ada yang bisa diharapkan. Kemenangan Palestina tidak tergantung pada Barat, tidak juga tergantung pada para penguasa negeri-negeri muslim, melainkan kemenangan Gaza/Palestina berada pada tangan mereka sendiri. Maka dari itu, kemenangan Gaza hanya dengan kepemimpinan politik Islam yang seharusnya dengan serius harus diperjuangkan umat.

Kepemimpinan politik Islam atau Khilafah berperan sebagai rain (pengurus) dan junnah (perisai). Artinya Khilafah akan melindungi dan mengurus rakyat dengan sebaik-baiknya, menjamin keamanan, dan menjadi garda terdepan utuk umat.

Selama belasan abad, Khilafah terbukti berhasil menjadi banteng pelindung umat, tidak membiarkan kedzoliman terjadi, serta memberikan system pendukung terbaik bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, hingga di masa depan mereka bisa tumbuh menjadi generasi cemerlang untuk membangun peradaban yang gemilang. Dan ini telah terbukti berhasil selama belasan abad sejak berdirinya Khilafah.

Kembalinya Khilafah merupakan hal yang harus diperjuangkan oleh umat, perjuangan ini merupakan sebuah bukti bahwa kita tidak hanya berdiam diri dan terbelenggu melihat anak-anak Gaza dibantai oleh Zionis dan para sekutunya. Segala persoalan terkait anak-anak Gaza akan terselesaikan ketika persoalan Palestina juga terselesaikan dengan tuntas. Maka dari itu, jihad dan Khilafah adalah solusi tuntas dalam menjawab persoalan-persoalan tersebut.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 35

Comment here