Opini

Solusi Jihad yang Nyata

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Ummu Nazriel (Aktivis Muslimah Peduli Generasi)

Wacana-edukasi.com, OPINI--Sebagai umat Islam, hal yang paling utama adalah menguatkan akidah Islam. Kita harus menyadari penciptaan Allah SWT, mengakui kebesaran-Nya, dan mempelajari Islam secara kaffah, sebagaimana yang telah diperintahkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 208:

“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan (kaffah), dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, dia musuh yang nyata bagimu.”

Kewajiban kita sebagai hamba Allah adalah beribadah kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”

Lebih dari itu, ada ayat yang menguatkan kesadaran kita tentang pentingnya ukhuwah Islamiyah, sebagaimana dalam surat Al-Hujurat ayat 10:
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. Karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih), dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”

Nabi Muhammad SAW pun bersabda bahwa keadaan kaum Muslimin itu seperti satu tubuh. Jika satu bagian tubuh merasakan sakit, maka bagian tubuh lainnya pun turut merasakannya. Hadis ini menjadi penguat bahwa penderitaan saudara-saudara kita sejatinya adalah penderitaan kita juga.

Seperti yang kita saksikan hari ini, saudara-saudara kita di Palestina masih dalam penjajahan panjang yang menyakitkan. Mereka menghadapi kezaliman brutal dari zionis Israel yang melampaui batas kemanusiaan. Kecaman dunia pun tak dihiraukan, bahkan resolusi dan perjanjian gencatan senjata hanyalah janji-janji kosong yang terus diingkari. Sesungguhnya, sampai kapan pun kaum Yahudi tidak akan pernah menepati janjinya, sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan sejarah panjang pengkhianatan mereka terhadap para nabi.

Kini, negeri Palestina porak poranda. Mereka mengalami krisis air bersih, kekurangan bahan makanan, dan minimnya akses kesehatan. Dalam kondisi pengepungan yang parah, warga Gaza bahkan harus mengonsumsi daging kura-kura demi memenuhi kebutuhan protein, sebagaimana dilansir oleh CNN Indonesia:
“Warga Palestina mulai memakan daging kura-kura untuk memenuhi kebutuhan protein mereka akibat krisis makanan yang disebabkan oleh pengepungan dan genosida oleh Israel. Salah satu warga Gaza mengatakan bahwa anak-anak harus dibujuk terlebih dahulu agar mau memakan daging kura-kura tersebut.”

Di tengah bencana kemanusiaan ini, dunia hanya bisa bersuara. Demo, boikot, dan kecaman dilakukan di berbagai negara, tetapi hasilnya tetap nihil. Zionis terus menjalankan agendanya, karena mereka tahu tidak ada kekuatan militer nyata yang mampu menghentikan mereka.

Inilah buah pahit dari sistem kapitalisme dan nasionalisme yang saat ini diterapkan di negeri-negeri kaum Muslim. Sistem ini hanya menuhankan materi dan kepentingan duniawi. Akibatnya, umat Islam tercerai-berai, tidak peduli dengan saudaranya sendiri. Mereka lebih sibuk mempertahankan kursi kekuasaan dan kepentingan ekonomi daripada memikirkan penderitaan umat yang satu akidah.

Padahal Allah SWT telah memerintahkan kita untuk berjihad di jalan-Nya. Dalam Al-Baqarah ayat 190, Allah berfirman:
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”

Namun, jihad tidak bisa dilakukan oleh individu atau kelompok semata. Jihad memerlukan kekuatan politik dan militer dari negara yang menerapkan hukum Allah secara menyeluruh—Daulah Khilafah. Inilah satu-satunya institusi yang mampu memobilisasi kekuatan umat Islam untuk memberikan pertolongan nyata bagi Palestina dan negeri-negeri Muslim lainnya yang tertindas.

Jika umat Islam di seluruh dunia bersatu, maka tegaknya Khilafah Islamiyah akan menjadi kenyataan. Dengan hadirnya seorang Khalifah, pemimpin kaum Muslimin, maka tentara Islam akan dikerahkan untuk berjihad membebaskan saudara-saudaranya. Inilah solusi nyata yang telah terbukti dalam sejarah: ketika umat Islam bersatu dalam satu kepemimpinan, sepertiga dunia pernah merasakan keadilan, kesejahteraan, dan kemuliaan Islam.

Semangat dakwah harus terus dihidupkan. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan umat Islam yang menyebarkan Islam kaffah, lalu siapa yang akan melakukannya? Kita harus terus menyuarakan ajaran Islam, menyampaikan kepada setiap lapisan masyarakat agar mereka sadar akan kewajibannya sebagai Muslim.

Umat Islam harus bersatu dan memahami pentingnya jihad dan Khilafah. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari penderitaan saudara-saudara kita di Palestina. Mereka menderita, tetapi tidak pernah menyerah. Mereka yakin bahwa pertolongan Allah akan datang. Maka, bagaimana dengan kita? Apa yang akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah atas sikap diam kita terhadap penderitaan umat Islam?

Tentu, bantuan makanan, boikot produk zionis, dan doa adalah bentuk kepedulian. Tapi itu belum cukup. Mereka butuh solusi yang nyata. Mereka butuh pasukan pembebas, bukan hanya karung-karung bantuan. Mereka butuh pemimpin sejati yang akan memimpin umat menuju kejayaan, bukan penguasa boneka yang tunduk pada tekanan Barat.

Hanya dengan bersatunya umat Islam dan tegaknya Daulah Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah, pemimpin-pemimpin Yahudi akan tunduk. Dunia akan kembali merasakan kedamaian. Islam bukan hanya menjadi rahmat bagi kaum Muslimin, tetapi juga bagi seluruh alam, sebagaimana janji Allah dalam surat Al-A’raf ayat 96:

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”[EE/IK].

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 18

Comment here