Opini

Solusi Islam, Mengatasi Kesenjangan Pendidikan

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Elvana Oktavia, S.Pd. (Pemerhati Pendidikan)

Wacana-edukasi.com, OPINI--Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam membentuk karakter dan kualitas sumber daya manusia guna mewujudkan sebuah peradaban yang unggul. Sayangnya, sistem pendidikan di Indonesia saat ini dihadapkan pada tantangan berupa kesenjangan akses pendidikan yang signifikan, yang menghambat peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Dilansir dari metrotvnews.com, Selasa (6-5-2025), Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 mencatat bahwa sekitar 30,85% penduduk Indonesia berusia di atas 15 tahun memiliki ijazah SMA atau sederajat. Adapun secara nasional rata-rata lama sekolah hanya 9,22 tahun atau setara dengan lulusan SMP. Ini menunjukkan bahwa masih banyak yang belum menyelesaikan pendidikan menengah atas.

Upaya Pemerintah dan Realitanya

Sejauh ini Pemerintah telah berupaya meningkatkan partisipasi pendidikan tinggi melalui program seperti KIP Kuliah, perluasan akses perguruan tinggi negeri, dan penguatan pendidikan vokasi, (beritasatu.com, 2/5/2025).

Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah hak setiap anak bangsa yang seharusnya memberikan akses merata dan berkualitas. Namun, realitasnya masih banyak kelompok masyarakat yang menghadapi keterbatasan akses pendidikan, hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara regulasi dan implementasi.

Penyebab Kesenjangan Pendidikan

Diantara penyebab kesenjangan pendidikan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

Pertama, keterbatasan akses dan infrastruktur pendidikan yang memadai. Masyarakat di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) seringkali menghadapi tantangan dalam mengakses pendidikan karena keterbatasan infrastruktur. Contohnya, anak-anak pedalaman harus menyeberangi jembatan tali, mengarungi sungai, atau berjalan di jalan rusak dengan kendaraan tidak layak untuk bersekolah. Belum lagi karena kondisi geografis tertentu, seperti daerah terpencil yang hanya bisa dijangkau lewat laut. Kondisi ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak anak tidak melanjutkan sekolah. Akses pendidikan yang merata dapat ditingkatkan dengan adanya infrastruktur yang memadai.

Kedua, keterbatasan ekonomi. Kemiskinan memang menjadi salah satu hambatan utama dalam mengakses pendidikan. Banyak anak yang terpaksa putus sekolah karena biaya pendidikan yang mahal atau harus membantu keluarga memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Bahkan di sekolah negeri yang gratis, masih ada biaya tambahan yang harus dipenuhi, sehingga menjadi beban bagi keluarga kurang mampu.

Ketiga, hambatan sosial dan budaya, seperti adanya pandangan bahwa pendidikan tidak terlalu penting karena kurangnya kesadaran akan manfaatnya. Beberapa lebih memilih bekerja langsung tanpa pendidikan formal, karena merasa bisa mendapatkan penghasilan tanpa itu atau percaya bahwa pendidikan tidak menjamin kesuksesan. Padahal, pendidikan menawarkan banyak manfaat seperti peningkatan pengetahuan, keterampilan, peluang kerja, dan kemampuan berpikir kritis yang sangat berharga untuk masa depan.

Keempat, banyak sekolah di Indonesia yang memiliki sarana dan fasilitas pendidikan tidak layak, seperti bangunan rusak, atap berlubang, dan ruang kelas dengan meja dan kursi yang tidak memadai. Data BPS 2024 menunjukkan hampir 49% bangunan sekolah dasar mengalami kerusakan. Selain itu, fasilitas penunjang seperti laboratorium, internet, dan ruang komputer juga sering kali tidak tersedia, sehingga menghambat proses belajar mengajar dan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Selain itu, rencana adanya kebijakan efisiensi anggaran juga akan berdampak pada sektor pendidikan, seperti pengurangan anggaran untuk program beasiswa, peningkatan fasilitas sekolah, dan tunjangan tenaga pendidik. Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini berpotensi menurunkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Hal ini merupakan akibat dari penerapan sistem kapitalisme yang memperlakukan pendidikan sebagai komoditas. Sehingga membuat akses pendidikan sangat bergantung pada kemampuan ekonomi individu. Tingginya angka kemiskinan semakin mempersulit masyarakat untuk mengakses pendidikan dasar sekalipun, sehingga menciptakan kesenjangan yang signifikan dalam memperoleh kesempatan pendidikan yang layak.

Solusi Islam

Dalam Islam, Negara memiliki tanggung jawab untuk memastikan hak pendidikan bagi setiap anak terpenuhi di seluruh wilayah. Ini termasuk menyediakan infrastruktur publik dan fasilitas pendidikan yang memadai di seluruh wilayah secara merata. Dengan demikian, setiap anak dapat memperoleh pendidikan yang berkualitas tanpa hambatan, sehingga kesenjangan pendidikan dapat diminimalkan dan kualitas pendidikan secara keseluruhan dapat ditingkatkan.

Pendidikan yang merata dan terjangkau memungkinkan lahirnya banyak ulama besar dan ilmuwan kelas dunia yang memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan peradaban manusia. Mereka menjadi rujukan dan berperan penting dalam mengembangkan berbagai bidang ilmu pengetahuan. Pendidikan berkualitas menjadi kunci bagi kemajuan dan perkembangan masyarakat.

Penerapan sistem Pendidikan dalam Islam ini diwujudkan dengan institusi Khilafah. Dalam Khilafah, pendidikan ditempatkan sebagai kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi seluruhnya karena dianggap sebagai fondasi utama bagi lahirnya peradaban unggul. Hal ini tercermin dalam sejarah peradaban Islam yang mencapai puncak kejayaan dengan sistem pendidikan yang maju dan berpengaruh di dunia. Khilafah Islam pernah menjadi negara adidaya.

Adapun dalam sistem ekonomi Islam, sumber pembiayaan pendidikan dapat bersumber dari Baitul Maal yang didanai dari berbagai pos seperti fa’i, kharaj, dan kepemilikan umum seperti pengelolaan sumber daya alam. Jika diperlukan, negara juga dapat menarik pajak (dharibah) dalam kondisi tertentu, dengan ketentuan yang ketat seperti hanya dikenakan pada laki-laki muslim yang mampu. Fasilitas pendidikan seperti gedung sekolah, asrama, perpustakaan, dan laboratorium disediakan gratis oleh negara tanpa membebankan biaya kepada rakyat.

Khatimah.

Demikianlah Khilafah Islam berkomitmen untuk menjalankan tanggung jawabnya dalam menyediakan pendidikan yang berkualitas dengan menawarkan berbagai fasilitas dan layanan yang memadai. Tujuannya adalah untuk menciptakan sistem pendidikan yang optimal, yang tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan kepribadian yang baik. Dengan demikian, diharapkan dapat melahirkan generasi yang bertakwa, cerdas, dan berkontribusi positif bagi masyarakat dan kemaslahatan hidup manusia. [WE/IK].

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 0

Comment here