Opini

Seruan Global untuk Membebaskan Palestina

blank
Bagikan di media sosialmu

Penulis : Alesha Maryam

wacana-edukasi.com, OPINI--Pada 21 April 2025, serangan militer yang dilancarkan oleh Israel di Gaza menewaskan sedikitnya 29 warga Palestina. Sebagian besar korban berasal dari kamp-kamp tenda yang menjadi tempat perlindungan para pengungsi. Aksi ini semakin memperparah krisis kemanusiaan yang telah melanda wilayah tersebut, di mana para warga sipil yang telah terusir dari rumah mereka kembali menjadi sasaran kekerasan.

Bersamaan dengan itu, Layanan Pertahanan Sipil Palestina dan Bulan Sabit Merah Palestina menyerukan dilakukannya penyelidikan independen atas kematian 14 petugas darurat serta satu staf Perserikatan Bangsa-Bangsa. Mereka menolak hasil investigasi yang dilakukan oleh pihak Israel terhadap insiden mematikan bulan sebelumnya, dan menuntut proses penyelidikan yang adil, transparan, dan tidak berpihak untuk mengungkap kebenaran.

Sementara itu, kelompok Houthi di Yaman mengklaim telah melancarkan serangan terhadap kapal induk milik militer Amerika Serikat. Serangan ini diklaim sebagai balasan atas pemboman yang dilakukan pasukan AS terhadap sebuah pasar yang ramai di Yaman, yang mengakibatkan sedikitnya 12 korban jiwa. Di sisi lain, jumlah korban dalam agresi Israel terhadap Gaza terus meningkat, dengan laporan menyebutkan sedikitnya 51.240 warga Palestina tewas dan lebih dari 116.900 lainnya mengalami luka-luka sejak konflik dimulai 18 bulan lalu (Aljazeera.com, 1 Mei 2025).

Akibat pengepungan dan serangan yang terus-menerus oleh Israel, warga Gaza kini mengalami krisis pangan yang sangat parah. Kelangkaan bahan makanan dan tertutupnya akses keluar masuk wilayah membuat sebagian warga terpaksa mengkonsumsi daging kura-kura sebagai alternatif sumber protein (CNNIndonesia.com, 1 Mei 2025).

Dalam perkembangan lain, jurnalis Palestina Fatima Hassouna bersama tujuh anggota keluarganya menjadi korban tewas dalam serangan udara Israel di Gaza. Insiden tragis ini menambah panjang daftar korban sipil sejak konflik meletus pada Oktober 2023. Data menunjukkan lebih dari 60.000 warga Palestina telah gugur, ratusan ribu rumah hancur, dan jutaan orang terpaksa mengungsi. Kematian Fatima juga menggarisbawahi bahaya besar yang dihadapi jurnalis serta masyarakat sipil di tengah medan perang, sekaligus memperkuat seruan global untuk memberikan perlindungan terhadap pekerja media dan penduduk sipil di wilayah konflik (CNNIndonesia.com, 1 Mei 2025).

Penderitaan
Penderitaan yang dialami kaum muslim di Gaza tampaknya tak kunjung menemukan titik akhir, bahkan semakin hari semakin memburuk seiring dengan meningkatnya kebrutalan tindakan militer Zionis yang terus melakukan pelanggaran hak asasi manusia secara terang-terangan dan tanpa rasa kemanusian, sementara berbagai kecaman dan seruan dari masyarakat internasional serta lembaga-lembaga dunia seolah tidak memiliki dampak apapun dan terus diabaikan oleh pihak penjajah.

Di tengah penderitaan yang semakin mendalam yang dialami saudara-saudara kita di Gaza, para pemimpin negara-negara Musim justru masih memilih untuk membatasi respons mereka hanya pada pernyataan kecaman tanpa diikuti langkah nyata atau tindakan tegas, meskipun umat Islam di berbagai belahan dunia telah mulai menyuarakan seruan jihad sebagai solusi yang dianggap mampu menghentikan kezaliman dan membebaskan kaum tertindas; padahal dalam ajaran Islam, Allah SWT dengan jelas memerintahkan umat-Nya untuk memberikan pertolongan kepada sesama Muslim yang tengah mengalami penderitaan, bahkan menegaskan bahwa seluruh umat Islam merupakan satu kesatuan yang diikat oleh tali persaudaraan, sebagaimana ditegaskan pula oleh Rasulullah SAW. dalam sabdanya bahwa umat islam itu ibarat satu tubuh – “Ketika satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh ikut merasakan sakit” – sehingga menjadi kewajiban yang tidak bisa ditawar lagi bagi setiap Muslim untuk bangkit dan menolong saudaranya yang tertindas.

Ikatan
Selama umat Islam masih terus terkurung dalam ikatan Nasionalisme yang merupakan warisan ideologi penjajah, mereka tidak akan pernah mampu mewujudkan persatuan hakiki, apalagi menggerakkan jihad sebagai kekuatan pembebasan dari segala bentuk penindasan. Oleh karena itu, umat ini harus segera melepaskan diri dari belenggu nasionalisme yang memecah-belah dan menyadari bahwa penjajahan serta kezaliman hanya dapat dihentikan melalui persatuan sejati dibawah satu kepemimpinan global yang menyatukan seluruh kaum Muslim, yakni Khilafah yang dalam ajaran Islam diibaratkan sebagai perisai yang melindungi dan memimpin umat dalam menghadapi segala ancaman.

Sudah menjadi kewajiban bagi umat Islam untuk menyeru seluruh kaum Muslim di berbagai penjuru dunia dengan seruan yang satu dan sejalan, yakni seruan untuk bersatu dalam ikatan keimanan dan solidaritas terhadap saudara-saudara mereka yang tertindas, serta terus-menerus meningkatkan pentingnya ukhuwah Islamiyah dan kewajiban memberikan pertolongan kepada sesama, khususnya kepada rakyat Palestina yang tengah menghadapi penjajahan brutal. Oleh karena itu,umat harus bangkit dan bergerak secara kolektif untuk mendesak para penguasa Muslim agar tidak lagi berpangku tangan, melainkan segera melaksanakan kewajiban syar’i mereka, yaitu menolong Palestina melalui pelaksanaan jihad yang terorganisir dan menegakkan Khilafah sebagai institusi pemersatu umat yang akan menjadi pelindung, pengarah, dan pelaksana syariat Islam dalam skala global.

Agar gerakan umat menuju perubahan yang hakiki dapat terarah dan tidak terpecah, maka diperlukan kepemimpinan yang kokoh dan visioner, yaitu kepemimpinan dakwah yang diemban oleh jamaah dakwah ideologis yang secara konsisten menyerukan jihad dan menegakkan Khilafah sebagai solusi tuntas atas penderitaan yang menimpa umat Islam, termasuk di Palestina. Oleh karena itu, para pengemban pendakwah harus terus berjuang tanpa henti, mengerahkan seluruh kemampuan, tenaga, dan pemikiran mereka untuk membina, menyadarkan, dan mengorganisasi umar agar bersatu dalam barisan yang kuat, sehingga persatuan umat benar-benar terwujud dan perjuangan menegakkan Khilafah sebagai institusi pemersatu sekaligus pelindung umat dapat tercapai, demi menyelesaikan berbagai persoalan umat secara menyeluruh serta menghidupkan kembali kehidupan Islam di bawah naungan syariat secara sempurna. [WE/IK].

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 7

Comment here