Opini

Pengangguran Massal, Sebab Sistem Kapitalisme

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Rahmatul Aini (Penulis & Aktivis Dakwah)

Wacana-edukasi.com, OPINI–Angka pengangguran di Indonesia melonjak drastis menjadi 7,28 juta orang per Februari 2025 (dnfinancials.com, 06/05/2025).

Banyak perguruan tinggi yang meluluskan para mahasiswa semakin banyak masuk dalam lingkaran pengangguran diantara mereka tidak sedikit yang merasakan terkendala skil/kemampuan didunia kerja, sehingga yang terserap didunia kerja masih sangat minim.

Ditambah dengan gaji/upah yang tidak sepadan dengan etos kerja sehingga menyebabkan angka pengunduran diri juga bertambah, akan tetapi yang mau masih tetap berkerja walaupun dengan gaji minumum masih sangatlah banyak. Mereka tidak memperhatikan sebarat apapun pekerjaan asalkan tiap bulan ada pemasukan

Indonesia Pemecah Rekor Pengangguran

Indonesia menjadi negara peringkat 1 pengangguran tertinggi se ASEAN pada tahun 2024 data dari IMF berdasarkan persentase mengalahkan negara yang tergabung dalam ASEAN seperti Myanmar, Kamboja, dan Laos (kompas.com, 30/04/2025).

Sungguh sangat memperihatinkan ditengah himpitan ekonomi dan biaya kehidupan yang mahal, masyarakat terlunta-lunta mencari pekerjaan demi membiayai kebutuhan hidup mereka. Disisi lain pemangkasan anggaran negara berimbas pada ribuan PHK di semua instansi, lalu kemana rakyat akan mencari kerja untuk sekedar bertahan hidup?

Kapitalisme Biang Kerusakan

Ekonomi masyarakat kian sulit, kebutuhan tambah mahal, sedangkan lapangan kerja sedikit. Negara kapitalis hanya memberikan ruang sejahtera bagi para korporat yang kaya makin kaya, miskin tambah miskin. Negara tak ubahnya bertindak sebagai regulator masalah rakyat dipinggirkan. Negara tidak menjamin terbukanya lapangan pekerjaan, yang lebih miris pribumi harus mengais rezeki ke negeri orang bahkan tidak sedikit yang pulang dengan trauma mendalam sebab penyiksaan karena tidak ada jaminan keamanan

Peran antara rakyat dengan penguasa terbalik, kebutuhan penguasa dicukupi oleh hasil keringat rakyat. Masyarakat dipaksa untuk patuh menggaji para penguasa, mereka berbangga makan gaji buta bahkan santai tertangkap basah kasus suap menyuap maupun korupsi trilyunan.

Indonesia Kaya, Rakyatnya Miskin

Sumber Daya Alam Indonesia begitu melimpah ruah, tambang emas, perak, batu bara semua ada. Namun kekayaan negeri Indonesia bukan untuk kesejahteraan rakyat melainkan untuk kepentingan para elit global.

Sebagai salah satu contoh tambang emas PT Freeport di Kabupaten Mamika Papua Tengah yang tiada habisnya, justru rakyat Papua banyak dalam kondisi yang memperihatinkan. Lampu belum ada, anak-anak kekurangan gizi, ibu hamil melahirkan bayi stunting, bahkan ada yang masih telanjang tanpa sehelai pakaian. Padahal tempat mereka hidup menyimpan segudang emas. Tapi semua itu di privatisasi oleh Asing.

Para penguasa dan antek-anteknya leluasa mengeruk kekayaan alam negeri, sedangkan kita sebagai rakyat kecil bahkan pinggiran tidak dipedulikan. Suara-suara rakyat hanya dibutuhkan ketika pesta demokrasi dengan ciri khas visi misi menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan kesejahteraan setelah menjabat tidak ada yang mau datang melihat kondisi rakyat yang kesusahan/kelaparan. Begitulah buah busuk sistem demokrasi kapitalis semua bertumpu pada asas manfaat bukan kepada kepentingan umat.

Islam Menjadi Solusi Pengangguran

Dalam Sistem Islam negara tidak akan berlepas tangan untuk mengurus urusan ummat, justru Khalifah (penguasa) bertanggung jawab penuh dalam mengurai persoalan ummat. Negara akan menjamin kesejahteraan ummat dan membuka lapangan pekerjaan. Tak hanya itu negara memberikan jaminan kesehatan, pendidikan, keamanan, sandang, pangan, papan untuk seluruh rakyat tanpa melihat ras, suku, agama. Hak-hak rakyat terpenuhi secara sempurna.

Khalifah Umar Bin Khatab menjadi keteladanan dalam memimpin rakyatnya, beliau memanggul gandum langsung untuk memenuhi kebutuhan rakyat yang kala itu sedang memasak batu untuk anak-anaknya. Khalifah Umar merasa lali dan bertanggung jawab penuh atas nasib rakyat karena semua amanah menjadi Khalifah akan dipertanggung jawabkan kelak dihadapan Allah SWT ketakutan akan pengaduan rakyat jika tidak di urus dengan baik olehnya salah satu asalan mengapa semasa hidup beliau menjadi sosok yang paling sederhana.

Sedangkan pemimpin hari ini tidak takut kepada hisab Allah malah mewariskan kepemimpinan mereka untuk terus eksis dan leluasa menguasai rakyat.

_“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya”_ (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Adapun persoalan pemberdayaan SDA tidak boleh untuk di privatisasi kan seperti sistem kapitalis, karena SDA adalah kekayaan alam yang dimiliki oleh umum bukan individu.

_“kaum muslimin berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api”_ (HR. Abu Daud dan Ahmad)

Bukan berarti lantas individu dalam Sistem Islam tidak boleh kaya raya hanya saja memprivatisasi milik umum jelas tidak boleh dan sama halnya siapa yang kuat dia menang, siapa yang berkuasa dia yang paling kaya. Islam mengatur hal tersebut agar tidak terjadi kesenjangan sosial antara penguasa dengan rakyat, kaya dengan miskin.

Kurikulum pendidikan juga berdasarkan pada Al-Quran dan As-Sunnah, pemikiran asing yang bertentangan dengan akidah Islam tidak boleh dijadikan sebagai pembelajaran pada ranah akademik hal ini bertujuan untuk menjaga akidah namun ilmu-ilmu Barat yang berkaitan dengan duniawi boleh untuk diadopsi.

Alhasil akan kita jumpai output generasi berkualitas mampu menguasai IPTEK serta tetap dalam balutan ketakwaan kepada Allah SWT. Generasi siap dipekerjakan untuk menebar manfaat kepada ummat bukan hanya perkara soal perut tapi juga visi misi menjadi sebaik-baiknya manusia sebagai tujuan bekerja.

Persoalan pengangguran, lulusan yang tidak kompeten dalam dunia kerja dan seluruh problematika kehidupan hanya bisa diselesaikan dengan penerapan Islam Islam Kaffah dalam bingkai naungan Khilafah Islamiyah. Sistem demokrasi kapitalis terbukti gagal mutlak mengurai persoalan ummat sebab aturan yang berlaku bukan berdasarkan wahyu tapi dari nafsu manusia yang serba terbatas. [WE/IK].

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 14

Comment here