Surat Pembaca

Pemuda dalam Genggaman Kapitalisme

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Santy Mey

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda yang ke-95, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia ( KNPI) Kabupaten Bandung, bekerja sama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Bandung dengan Focus Group Discussion (FGD), membuat acara yang bertajuk “Spirit Sumpah Pemuda pada Kondisi dan Tantangan Masa Kini untuk Mewujudkan Visi Bandung BEDAS”.

Acara yang banyak dihadiri pemuda tersebut, di isi dengan diskusi yang berfokus pada dua isu penting, yaitu isu ekonomi dan isu budaya. Dari salah satu peserta yang hadir, mengulas masalah yang berkaitan dengan pencapaian ekonomi dalam berbagai aspek kehidupan, seperti usaha, pangan dan pendidikan.

Dimana, perihal usaha pencapaian ekonomi tersebut dititikberatkan kepada pemuda. Didalam pembahasannya, para pemuda diharuskan mempunyai kesadaran untuk ikut andil dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Bahkan pemuda diharapkan berada di garda terdepan dan bisa berperan sebagai penggerak utama dalam membantu masyarakat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.

Pemuda yang sejatinya sebagai penerus bangsa, seharusnya dipersiapkan secara matang dan terarah demi menjaga serta meningkatkan peradaban. Justru disini, secara tidak langsug malah dipaksa untuk ikut memikul beban persoalan yang tengah melanda negeri ini, yang justru akan merusak dan menghancurkan peradaban itu sendiri.

Maka, selama pemerintahan berada di sistem yang salah, rencana apapun yang menajdi program akan salah arah pula, terlebih para pemuda yang notabenenya sebagai pelajar masih membutuhkan banyak ilmu yang luas, seharusnya didukung untuk fokus dan giat belajar tanpa harus dibebani tanggung jawab dalam urusan ekonomi rakyat.

Disini pemerintah telah lalai dalam mengemban tugasnya, yang hanya mencetak pemuda menjadi tonggak estafet perekonomian saja, dengan tujuan mencetak pemuda yang berkualitas di bidang pendidikannya masing-masing, sehingga dipersiapkan menjadi tenaga kerja yang harus menguasai industri yang dikelola oleh pemilik modal.

Belum lagi, di sistem pendidikan sekuler, telah diberlakukannya program pemerintah kurikulum merdeka belajar, yang merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Dimana konten pembelajaran yang lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Dengan memahami visi BEDAS saja, maka disini visi negara salah arah karena telah menjadikan pemuda lupa akan jati dirinya, sehingga secara kecerdasan menjadi rendah dan kepribadiannya sangat kacau karena dituntut untuk berdaya saing, dalam meningkatkan perekonomian negara.

Disamping itu juga, semakin jelas di sistem kapitalis yang berasaskan sekularisme telah menjauhkan agama dari kehidupan, tak terkecuali di lingkup sekolah, hampir di setiap sekolah memberlakukan full day dimana peserta didik akan di sibukkan dengan berbagai kegiatan sekolah, ini artinya waktu untuk beribadah seperti sholat dan mengaji akan tersita, apalagi pelajaran agama disekolah akan ditiadakan.

Dengan berdalih, belajar agama bisa ditempat dan waktu yang khusus, namun apa mungkin terlaksana bila aktivitas di sekolah saja sudah begitu padatnya, belum lagi masih dibekali tugas-tugas yang harus di kerjakan di rumah. Itulah gambaran pemuda dan pelajar di sistem pendidikan sekuler.

Berbeda dengan sistem Islam, pemuda akan di persiapkan menjadi penerus bangsa yang bertaqwa, yang menitikberatkan pada agama, karena sejatinya agama merupakan perisai atau benteng kehidupan. Alhasil, para pemuda pun akan memiliki iman yang kuat, sehingga terbebas dari perbuatan yang menyimpang.

Begitu juga, dalam dunia pendidikan Islam, tentunya akan mengutamakan pelajaran agama di sekolah-sekolah. Bahkan untuk pelajaran agama waktunya akan lebih lama dari pelajaran yang lainnya, karena dalam pendidikan Islam yang ingin dicapai adalah ilmu dunia dan akhirat.

Karena didalam ajaran Islam, bahwa menuntut ilmu itu merupakan kewajiban. Maka negara pun bertanggung jawab penuh untuk memfasilitasi rakyatnya dalam mencari ilmu, termasuk membebaskan biaya sekolah.

Terlebih lagi peran aktif pemuda dalam Islam, sangat luar biasa untuk perubahan Islam itu sendiri. Pemuda akan senantiasa menginstal Ideologi Islam dalam dirinya secara aktif, dengan melakukan pembinaan Islam yang ideologis dan memiliki kesadaran untuk berdakwah, agar para pemuda sadar akan kegigihan generasi terdahulu, serta demi masa depan generasi muda yang berpikiran luas.

Wallahu’alam bishawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 12

Comment here