Surat Pembaca

Pembebasan Palestina, Terhalang Sekat Nasionalisme

blank
Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA--Gemuruh suara kemarahan dunia terhadap serangan brutal Zionis Israel laknatullah semakin nyata. Banyak warga dunia geram atas genosida yang terjadi di Gaza. Seruan aksi solidaritas internasional bergema hingga 80 negara ikut berpartisipasi di dalamnya. Latar belakang peserta aksi ada yang berprofesi sebagai pegiat HAM, dokter, influencer, dan masih banyak lagi. Baik peserta aksi bergama Islam ataupun non-muslim.

Aksi yang di namai Global March To Gaza (GMTA), dihadiri oleh ribuan aktivis dari seluruh dunia, yang bertujuan untuk masuk ke Raffah melalui jalur Mesir. Tuntutat aksi GMTA yaitu agar diperbolehkannya masuk akses kemanusiaan dan penghentian agresi militer Israel (radarjember.jawapos.com, 15/6).

Disayangkannya, aksi solidaritas internasional GMTA yang dilakukan secara damai, bukan mendapat respon positif dari penguasa Mesir yang notabene penguasa muslim, akan tetapi penguasa Mesir justru merespon dengan sangat buruk. Adanya dugaan sikap represif dari pengamanan peserta aksi
hingga pendeportasian paksa peserta (minanews.net, 17/06). Dugaan kekerasan terhadap peserta aksi damai terekam, melalui video-video amatir yang diunggah oleh peserta aksi melalui media sosial.

Nasionalisme Biang Keladinya

Sekat-sekat antar bangsa atau yang biasa dikenal Nasionalisme adalah biang keladi, atas permasalahan Palestina dan umat Islam secara keseluruhan. Merasa permasalahan Palestina bukan masalah negaranya, menjadikan penguasa muslim lainnya diam seribu bahasa tidak berani mengambil sikap nyata untuk memerangi dan mengusir Israel dari Palestina. Di sisi lain, nampak pengkhianatan begitu nyata, saat mereka penguasa Mesir berani melakukan tindak represif terhadap sesama saudari seimannya. Sudah diam saudaranya di Palestina dibantai, sekarang para aktivis dunia dilarang untuk membantu Palestina dengan mendeportasi paksa para aktivis untuk pulang kembali ke negaranya masing-masing. Dimana hati nurani mereka?

Pembebasan Palestina hanya Bisa dilakukan dengan Khilafah

Mesir yang dulunya menjadi tempat lahirnya seorang tokoh heroik, bernama Shalahuddin Al Ayyubi pembebas Al Quds, kini tak lagi ditemukan dalam sekat Nasionalisme. Mereka lupa akan hadis Nabi Saw, bahwa umat Islam itu satu tubuh. Yang bermakna tidak ada sekat wilayah dalam hal berkasih sayang dan tolong menolong. Rasulullah Saw bersabda :

“Perumpamaan orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang merasa sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).’ (HR. Bukhari & Muslim).

Karenanya, penting bagi setiap muslim untuk memahami urgensitas mengembalikan sistem Islam (Khilafah). Sebab hanya dengan sistem Khilafah saja, bisa lahir tentara-tentara berani dan gagah seperti Shalahudddin Al Ayyubi. Tidak akan diam atau bahkan berani menyakiti saudaranya sendiri, bahkan tidak akan ditemukan lagi penguasa muslim yang berpihak pada musuh Allah (Israel).

Oleh karena itu, mari bersama-sama berjuang untuk menegakkan kembali sistem Islam dalam naungan Khilfah. Agar permasalahan Palestina bisa tuntas hingga ke akarnya. Bukan solusi dengan bantuan obat-obatan semata, akan tetapi mengusir seluruh tentara zionis Israel dari tanah suci Al Quds.

Sahreva Kurniati, S.Pd., C.MT. (Penulis & Pegiat Literasi)
Bandung-Jawa Barat

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 5

Comment here