Oleh: Nabilaturra’yi (Santri Ideologis)
Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA–Palestina belum juga bebas dari himpitan Zionis Israel la’natullah. Suara atas nama kemanusiaan tak berpengaruh apapun. Bahkan munculnya gerakan Global March To Gaza (GMTA) yang menunjukan besarnya kemarahan umat pun tak mampu membawa palestina kepada kebebasan yang hakiki.
Gerakan yang diikuti oleh aktivis antar benua, bahkan beberapa tokoh indonesia tersebut menuai pujian yang besar dari mulut warga dunia. Pasalnya, mereka sangka aksi kemanusiaan ini dapat membuahkan hasil yang manis bagi kebebasan palestina dari cengkraman zionis yang bengis itu.
Gerakan Global March To Gaza (GMTA) sejatinya menjadi bukti nyata hilangnya harapan umat terhadap lembaga-lembaga internasional dan para penguasa hari ini. Umat bergeraak tanpa arahan dan komando dari negara. Hati Nurani dan unsur kemanusiaan lah yang akhirnya berhasil membuat mereka tergerak melangkahkan kaki menyuarakan kebebasan palestina dengan hilangnya benteng penghalang di Raffah sana.
Mesir yang menjadi tuan rumah gerakan tersebut bertindak. Pemerintah mesir dilaporkan telah mendeportasi puluhan aktivis yang akan mengikuti aksi kemanusiaan dengan tujuan melawan blokade israel di jalur Gaza tersebut –(Kompas.tv 12/6/2025)
Terblokadenya para aktivis Gerakan GMTA di pintu Raffah menunjukan pada kita semua bahwa gerakan kemanusiaan apapun tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah palestina. Pintiu penghalang berupa faham bathil yang akan siap siaga menghambat semua pertolongan berbau kemanusiaan yang didambakan akan menyongsong kebebasan palestina tersebut.
Nasionalisme dan konsep negara bangsa telah berhasil menghambat kebebasan palestina. Paham bathil ini telah merasuki pikiran-pikiran hingga mampu memupus hati nurani para penguasa muslim dan tentara mereka.
Para pemilik kekuatan dan kekuasaan hanya diam dan rela membiarkan rakyat palestina dibantai di hadapan mata kepala mereka. Bahkan, lebih mirisnya, mereka ikut menjaga dan melancarkan kepentingan para pembantai hanya demi meraih pengakuan di mata negara adidaya Amerika yang menjadi tumpuan kekuasaan saat ini.
Permasalahan palestina tak cukup diatasi hanya dengan suara dan gerakan kemanusiaan tanpa pimpinan negara. Sebab bagaimanapun juga serangan dari suatu negara perlu perlawanan dari kekuatan negara pula. Maka, perlu adanya kekuatan negara yang dapat memperkuat dukungan demi membebasan palestina.
Umat Islam harus memahami betul bahaya akan adanya paham nasionalisme dan konsep negara bangsa. Jika menelisik lebih jauh, dari segi pemikiran dan sejarahpun, kedua paham tersebut justru malah digunakan oleh musuh Islam untuk menghancurkan khilafah dan memperpanjang nyawa para penjajah di negeri-negeri Islam.
Umat Islam juga harus memahami bahwa solusi kebebasan palestina harus bersifat politik yakni fokus dalam membongkar sekat negara bangsa dan mewujudkan satu kepimimpinan politik islam yang akan diterapkan di seluruh dunia.
Suara mayoritas tentang kepemimpinan politik Islam membutuhkan permulaan dari satu partai yang menggaungkan paham ini. Suatu partai politik yang berjuang dengan gerakan poloitik ideologis tanpa mengenal sekat negara bangsa dan konsisten memperjuangkan tegaknya kepemimpinan politik islam tersebut di seluruh penjuru dunia.
Maka, hendaknya kita ikut berjuang dengan bergabung bersama partai politik islam yang akan bersatu mewujudkan kemenangan haqiqi dengan tegaknya daulah khilafah yang mampu merealisasikan semua hukum Allah di muka bumi ini.
Views: 1
Comment here