Opini

Menggalang Kekuatan Global, untuk Membebaskan Palestina

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Sri Wulandari (Guru dan Aktivis Dakwah)

Wacana-edukasi.com, OPINI--Penderitaan kaum muslim di Gaza tak kunjung berakhir. Situasi yang semakin tak terkendali akibat penyerangan penjajah Zionis, mereka menyerang di luar batas kemanusiaan. Jumlah korban yang semakin bertambah, WFP telah mengingatkan tentang krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, sebanyak dua juta orang dari sebagian pengungsi saat ini hidup tanpa sumber pendapatan apa pun dan untuk memenuhi kebutuhan pangan utama, mereka sepenuhnya bergantung pada bantuan kemanusiaan (metrotvnews.com, 29/04/25).

Selain itu, penderitaan yang mereka dapatkan yaitu pembatasan pergerakan, kehilangan tanah dan sumber daya, serta kekerasan yang terus berulang. Hal ini menunjukkan bukan hanya tragedi kemanusiaan, tetapi juga sumber ketidakstabilan regional dan internasional.

Namun, semua ini semakin diperparah sejak awal Maret Israel memblokade wilayah Gaza secara total dan menutup jalan pengiriman bantuan yang berisi makanan dan obat-obatan untuk masuk ke wilayah jalur Gaza. Pada hari Selasa, 22 April 2025 kepala kantor kemanusiaan PBB memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza telah mencapai titik paling kritis sejak perang dimulai, karena pengiriman bantuan telah diblokir selama 51 hari berturut-turut.

Akibatnya, pemenuhan pangan di Gaza tidak tercukupi, krisis pangan menyebabkan warga Gaza harus mengkonsumsi daging kura-kura, mereka menganggap itu sebagai pangan alternatif setelah tidak adanya sumber protein lain. Salah satu warga Gaza Majida Qanan menyatakan, anak-anak di Gaza harus dibujuk terlebih dahulu agar mau memakan daging kura-kura tersebut (cnnindonesia.com ,29/04/25).

Di tengah krisis dan penderitaan warga Gaza, kabar duka datang dari salah satu jurnalis foto hebat yang pernah viral karena keberaniannya menulis pesan untuk mendukungan Palestina yakni Fatima Hassouna, meregang nyawa akibat serangan brutal Zionis Israel pekan ini. Serangan yang juga melukai parah kedua orang tua Fatima ini, sepupu Fatima yang selamat dari penyerangan brutal Hamza Hassouna, menceritakan penyerangan terjadi tiba-tiba saat dua rudal menghancurkan rumah mereka (cnnindonesia.com, 29/04/25).

Di sisi lain, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa mereka hanya menargetkan anggota Hamas demi melindungi warga sipil Israel. Namun, pernyataan ini bertentangan dengan kenyataan bahwa serangan Israel telah menyebabkan lebih dari 60 ribu kematian di Palestina sejak Oktober 2023 dan menghancurkan banyak rumah warga Gaza.

Fakta diatas seharusnya membuat para penguasa Muslim di dunia memiliki rasa kepedulian dan bergerak memberikan bantuan dan solusi yang nyata, bukan hanya sekedar mengecam dan memberikan bantuan ilusi. Para penguasa muslim nyatanya tidak peduli dengan penderitaan warga Palestina, mereka hanya peduli dengan kepentingan bangsa mereka sendiri.

Berbagai solusi diplomatik dan resolusi internasional telah diupayakan untuk mendapatkan solusi yang adil dan berkelanjutan, namun hingga kini impian akan kemerdekaan dan kedaulatan Palestina masih jauh dari kenyataan. Sementara komunitas internasional terbagi dalam pendekatan dan tindakan, tetapi penderitaan rakyat Palestina terus berlanjut, menuntut perhatian dan tindakan yang lebih konkret dan terpadu.

Kenyataannya, aturan-aturan internasional tidak bisa membuat etentitas Zionis terikat, mereka tidak pernah peduli dengan pandangan dunia, termasuk para sekutunya. Bagi mereka, hubungan dengan Islam hanyalah perang.

Selama adanya rantai nasionalisme persatuan hakiki umat akan tetap menjadi ilusi, dan seruan jihad tidak akan pernah digerakkan. Oleh karenanya, nasionalisme harus segera ditinggalkan dan menyadarkan umat bahwa hakikat Islam sebagai Ideologi yang mengatur segala aspek kehidupan. Seharusnya umat Islam menyadari bahwa dari situasi ini dibutuhkan solusi yang nyata.

Di dalam sistem Islam menegakkan keadilan bukan hanya tanggungjawab negara, akan tetapi juga tanggung jawab setiap individu dan komunitas. Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa: 135, “Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kalian penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu.” Ini adalah seruan untuk tidak memihak kepada kekuasaan atau kedekatan, tetapi selalu berpihak pada kebenaran

Kesatuan bukan hanya tentang memberi dan menerima, tetapi tentang bagaiamana menciptakan ruang di mana setiap orang bisa hidup dengan martabat. Konflik di Gaza tidak akan berakhir hanya dengan perjanjian damai di atas kertas. Perdamaian sejati hanya bisa terwujud jika hak-hak warga Palestina diakui dan dijamin. Mereka berhak mendapatkan perlindungan, pendidikan, layanan kesehatan, dan kesempatan untuk membangun masa depan.

Umat Islam juga harus diingatkan bahwa krisis, permasalahan, dan konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia adalah akibat dari diterapkannya Ideologi yang salah, yaitu Ideologi kapitalisme yang diterapkan Barat dan sekutunya.

Umat membutuhkan pemimpin agar terarah. Mereka meyakini, dengan tegaknya khilafah sebagai pondasi, segala persoalan umat, termasuk luka Palestina, akan menemukan solusi, dan rumah peradaban Islam akan kembali berdiri kokoh.

Khilafah dan jihad bukanlah sededar simbol masa lalu, keduanya adalah kebutuhan strategis dan syar’i keduanya tidak bisa dipisahkan, karena jihad dan khilafah adalah satu kesatuan. Karena tanpa khilafah jihad akan mudah dilemahkan oleh politik internasional. Dengan adanya Khilafah jihad akan menjadi kekuatan resmi yang memiliki logistik, legalitas, dan legitimasi global. [WE/IK].

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 1

Comment here