Opini

Manipulasi Amerika untuk Menghapus Palestina

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Novi Anggriani, S.Pd. (Aktivis Dakwah)

Wacana-edukasi.com, OPINI–World Food Programme (WFP) telah memperingatkan bahwa sebanyak 2 juta orang mengalami krisis kemanusiaan di jalur Gaza. Sebagian besar dari mereka, mengungsi tanpa sumber pendapatan apapun dan sepenuhnya bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan utama pangan mereka. Krisis ini diperparah dengan ditutupnya perbatasan yang mencegah pengiriman pasukan pangan di Gaza (MetroTV. 20/04/2025).

Kebohongan AS

Krisis yang dialami Palestina membuat Presiden Prabowo prihatin dan beliau siap untuk menampung warga Gaza di Indonesia. Ini merupakan bentuk tanggung jawab moral dan politiknya, yang akan direalisasikan dengan melakukan kunjungan ke Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar guna menyelesaikan konflik antara Palestina dan Israel. (Tempo.com, 09/10/2025).

Relokasi Palestina dan Israel mendapatkan pro kontra, karena dianggap memudahkan Israel mengusai wilayah Palestina secara utuh. Meskipun dalam pernyataan Trump mengenai rencana pemindahan warga Palestina hanya sementara atau dalam jangka waktu yang lama dengan alasan mengubah wilayah tersebut menjadi kawasan yang lebih makmur, yang ia sebut sebagai “Riviera Timur Tengah”. (Tempo.com, 09/10/2025).

Namun, kaum muslimin tidak boleh terkecoh mengingat banyaknya kebohongan pemimpin Amerika mengenai wilayah Palestina. Klaim Trump dalam laporan media Al-Jazeera, yakni Gaza adalah bagian dari Israel, menuai kontra. Pasalnya, Gaza tidak pernah berada di wilayah Israel. Wilayah Palestina telah diduduki secara ilegal oleh Israel, begitu pula tepi barat dan Yerusalem Timur yang diduduki sejak 1967 (Tempo.com, 09/10/2025).

Keberanian Trump mengeklaim kebohongan besar itu di depan media secara tidak langsung menunjukkan hegemoni AS sebagai negara _super power_ dalam menggiring setiap opini, termasuk ketidakberpihakannya terhadap Palestina. Rencana relokasi Palestina sementara, sebenarnya adalah bentuk pengusiran warga Gaza di wilayah mereka dan membiarkan Israel menguasai Palestina seutuhnya.

Sikap yang sama juga ditunjukkan oleh Presiden AS sebelumnya, John Biden, dalam bentuk suplai senjata AS kepada Israel selama operasi militer di Gaza. Berdasarkan laporan kelompok HAM Amnesty International, senjata dari AS digunakan dalam “pelanggaran serius” terhadap hukum kemanusiaan dan HAM internasional. Rincian kasus spesifik yang menyebabkan warga sipil tewas atau cedera, pun contoh penggunaan kekuatan mematikan yang melanggar hukum telah mereka rilis. (VOA Indonesia, 11/05/2024).

Kapitalisme Membawa Masalah

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa harapan penyelesaian masalah Palestina dari AS dan sekutunya adalah utopia belaka. Ideologi yang mereka gunakan dalam mengatur kehidupan adalah sekularisme yang jelas-jelas bathil, yang justru menambah runyam permasalahan. Digunakannya sistem kapitalisme membuat seluruh pihak cenderung mengedepankan kekuasaan dan materi, meski harus memelihara perpecahan di antara kaum muslimin. Nasionalisme dijaga agar persatuan atas dasar akidah tidak terbentuk, dan justru Barat makin mudah menjarah sumber daya alam dan potensi lainnya di wilayah kaum muslimin. Nasionalisme adalah taktik penjajahan untuk melemahkan kekuatan kaum muslimin dalam melindungi saudaranya dan wilayah mereka.

Berbagai strategi Barat dalam perang fisik maupun nonfisik saat ini memudahkan mereka membawa kaum muslimin kepada bentuk pemikiran yang mereka inginkan. Kaum muslimin terus bergantung pada ide-ide Barat dalam menyelesaikan segala persoalan hidup, meskipun ide itulah sumber kerusakan yang ada. Salah satu bukti konkretnya adalah pragmatisme pemimpin negeri kaum muslimin, termasuk Indonesia, yang justru mengamini solusi dan tawaran penuh tipuan ala AS terkait isu Palestina.

Seruan Jihad dan Khilafah Solusi Tuntas Palestina

Negeri-negeri muslim akan terus berkiblat pada kafir Barat selama mereka tidak kembali kepada Islam. Persoalan saat ini adalah bahwa Islam tidak lagi dipahami sepenuhnya oleh kaum muslimin. Kaum muslimin hanya sebatas memahami Islam adalah agama ritual bukan ideologi. Oleh karena itu, butuh adanya kesadaran di tengah-tengah umat untuk kembali kepada fitrahnya sebagai hamba Allah.

Sebagaimana firman Allah SWT;

وما خلقت جني والانسان الا ليعبد

“Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku” (Q.S. Adz-Dzariyat : 56).

Kesadaran manusia sebagai hamba dan khalifah di muka bumi, akan membawanya pada kepatuhan terhadap segala apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang diharamkan Allah. Perintah Allah ini sejalan dengan diangkatnya manusia sebagai khalifah di muka bumi.

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةًۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ ۝٣٠

“Dan Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.’ Mereka berkata, ‘Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?’ Dia berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui'”. (Q.S. Al-Baqarah : 30).

Begitu juga dalam kepengurusan bumi, Allah menurunkan aturannya secara sempurna dan tidak boleh disandingkan, apatah lagi dinomorduakan, dengan aturan buatan manusia.

اِنِ الْحُكْمُ اِلَّا لِلّٰهِۗ يَقُصُّ الْحَقَّ وَهُوَ خَيْرُ الْفٰصِلِيْنَ

“Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan kebenaran dan Dia pemberi keputusan yang terbaik” (Q.S. Al-An’am : 57).

Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa Islam bukan sekadar agama, melainkan juga adalah ideologi serta jalan hidup. Ketika ada problem kehidupan, termasuk apa yang terjadi di Gaza saat ini, maka syariat Islam pasti memiliki pemecahannya.

Adapun cara untuk mengembalikan kaum muslimin pada Islam ideologi adalah sebagai berikut:

Pertama, kita wajib mempelajari Islam secara ideologis. Untuk memahami bahwa perseteruan dan penjajahan yang dialami umat Islam bukan hanya dengan Yahudi atau Israel saja, melainkan juga dengan negara-negara imperialis Barat yang memunculkan krisis ini di tengah-tengah umat Islam.

Kedua, memahami betul bahwa kepemimpinan tanpa ideologi Islam, akan membawa dunia dalam kehancuran, serta menjadikan kaum muslimin dijajah dan terbelakang.

Ketiga, adapun solusi tuntas dalam menyelesaikan penjajahan Palestina hanyalah dengan jihad. Akan tetapi, seruan jihad akan terealisasi apalagi negaranya adalah negara Islam (khilafah), bukan negara nasionalis seperti saat ini. Dengan demikian, yang menjadi fokus kaum muslimin sekarang yaitu, terus mengkaji islam secara kaffah dan menyampaikkan kerusakan sistem kapitalisme dan menyerukan tegaknya Islam di bawah naungan khilafah Islamiyyah. [WE/IK].

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 1

Comment here