Surat Pembaca

Ironi HAKORDIA, Korupsi Makin Menggila

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Kalau engkau merasa berkuasa untuk berbuat aniaya kepada hamba-hamba Allah, ingatlah bahwa Allah lebih berkuasa lagi membalasnya.(Umar bin Khattab).

Rakyat tambah kecewa! Penetapan R. Abdul Latif Amin Imron sebagai tersangka kasus korupsi. Penetapan R. Abdul Latif beberapa hari lalu menambah daftar panjang kepala daerah yang menjadi pesakitan komisi antirasuah. Ia ditahan bersama 5 tersangka lain, usai pemeriksaan yang digelar di Polda Jawa Timur. Lima tersangka lain adalah pemberi suap, yakni: Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Aparatur Bangkalan, Agus Eka Leandy (AEL); Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Wildan Yulianto (WY); Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Achmad Mustaqim (AM); Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Hosin Jamili (HJ); dan Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja, Salman Hidayat (SH). (09/12)

Di Indonesia, Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia makin terasa sekedar seremoni tanpa makna. Apalagi pengesahan RKUHP yang justru mengurangi hukuman bagi koruptor di tengah maraknya korupsi di kalangan politisi semakin membuka kran lebar bagi koruptor beraksi sesuka hati. Menurut penulis, salah satu penyebab koruptor semakin menggila adalah karena mereka dibiarkan merajalela rakus untuk mementingkan diri sendiri. Rakyat dibiarkan menjalani hidup tanpa ada pengayoman dari penguasanya.

Pun demikian korupsi tidak lagi menjadi kejahatan serius, apalagi kepercayaan publik makin lemah terhadap KPK yang merupakan lembaga khusus untuk meberantas korupsi, ini terlihat dari banyaknya kasus korupsi yang menguap begitu saja, tanpa ada titik terang. Kepada siapa lagi rakyat harus percaya? Tak ada tempat bagi rakyat dalam sistem demokrasi ini. Penguasa makmur sejahtera rakyat sengsara. Ibarat anak ayam yang kehilangan induknya, terancam mati tak ada yang menjaga.

Inilah fakta buruk keseriusan pemberantasan korupsi di tengah sistem demokrasi. Sudah sepantasnya kita kembali pada sistem yang pasti mampu menyelesaikan segala persoalan termasuk korupsi, yaitu sistem Islam yang berasal dari Sang Pencipta dan Pengatur. Adakah yang lebih hebat dariNya? Tak akan mampu siapapun yang ingin menandingi Allah SWT, melainkan ia pun akan dibinasakan olehNya.

Sistem Islam akan menutup semua celah tindak korupsi , mengantisipasi peluang korupsi dan memberikan sanksi yang membuat jera. Hukuman bagi koruptor dalam Islam akan menjadi solusi tuntas bukan tambal sulam seperti sistem kapitalis sekularis sekarang ini. Sistem Islam juga akan menumbuhkan rasa sadar pada individu, bahwa semua perbuatan selama di dunia akan dipertanggungjawabkan. Negara akan menjadi pelindung dan pengayom rakyatnya dengan kesadaran penuh penguasa atas amanah yang ada dipundaknya.

Susi Ummu Ameera
Ibu Pegiat Literasi

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 19

Comment here