Opini

Filisida Maternal, Perlindungan Ibu Terabaikan

Bagikan di media sosialmu

Oleh: Ummu Choridah Ummah (Aktivis Muslimah)

Wacana-edukasi.com, OPINI–Kabupaten Bandung digegerkan dengan kasus pembunuhan 2 anak usia 9 tahun dan 11 bulan oleh ibunya yang kemudian bunuh diri setelah melakukan pembunuhan terhadap kedua anaknya. Di tempat kejadian ditemukan surat wasiat berisikan tentang kekesalannya kepada suami lantaran tekanan ekonomi dan utang keluarga. Kemudian seorang psikolog klinis forensik Kasandra mengatakan kasus ini termasuk kedalam kasus maternal filicide suicide. Menurutnya kasus ini bukan hanya dipandang dari sisi hukumnya saja, melainkan ada kegagalan sistemik dalam penanganan kesehatan mental (Metrotv.com 9-9-2025).

Komisi nasional anti kekerasan terhadap perempuan mencatat kasus filisida banyak terjadi pada kasus privat yaitu sebanyak 185 kasus, sedangkan pada kasus filisida ranah publik terdapat 105 kasus. Komnas Perempuan mendorong negara untuk membentuk mekanisme pencegahan agar kekerasan kepada perempuan atau filisida maternal dapat dihentikan (Komnasperempuan.go.id 6-04-2025).

Filisida Buah Kapitalis

Ibu adalah sosok yang penuh kasih sayang pada anaknya, tidak ada yang bisa melebihi kasih sayang ibu. Ibu sebagai pena yang mengukir karakter anak-anaknya, ibu yang disebutkan sebagai *qurrata a’yun* yaitu penyejuk bukan hanya untuk mata tetapi juga hati. Peran ibu sangat penting bagi kehidupan seorang anak, begitu juga bagi sebuah bangsa dan negara, karena darinya lah lahir seorang penerus peradaban.

Maka, peran ibu seharusnya menjadi fokus utama bagi negara. Kesejahteraannya patut diperhatikan dan kejiwaannya perlu dijaga. Apabila seorang ibu mampu membunuh anaknya sudah pasti penyebabnya bukan hanya soal kejiwaannya saja, ada persoalan lain seperti ekonomi keluarga, permasalahan rumah tangga, masalah lingkungan dan lemahnya perlindungan negara terhadap kaum ibu.

Dalam kasus-kasus yang telah terjadi yang menjadi masalah utama adalah ekonomi keluarga. Banyak keluarga yang tidak memiliki jalan keluar dalam permasalahan utang bahkan pinjaman online yang perlahan mencekik, sehingga menyerah dengan cara bunuh diri. Hal ini merupakan persoalan sistemik yang harus diselesaikan segera sebelum korban semakin bertambah. Permasalahan ekonomi yang sulit di negara yang memiliki sumber daya alam berlimpah sebenarnya merupakan sebuah pertanyaan besar. Kenapa masih banyak rakyatnya yang menderita?

Sebuah negara yang menerapkan sistem kapitalisme terbukti gagal dalam pengelolaan sumber daya alam. Sumber daya alam yang seharusnya dikelola oleh negara dan kemanfaatannya diperuntukkan bagi masyarakat justru diberikan kepada swasta. Maka sumber daya alam bukan menjadi pemasukan utama melainkan pajak, kenyataannya pajak yang kian mencekik rakyat.

Dengan penerapan sistem seperti ini, masyarakat tidak mendapatkan kesejahteraan. Banyak peran yang seharusnya bisa dijalankan secara harmonis malah menjadi sebuah malapetaka. Kasus filisida ini sebagai contoh kecil kegagalan sistem yang diterapkan saat ini. Banyak faktor yang melatarbelakangi kasus filisida, faktor yang kompleks dan berjalin berkelindan sebagai suatu problematika sistemis. Apabila sistem yang diterapkan telah sakit, sudah pasti sakit pula masyarakat di dalamnya.

Naluri seorang ibu yang sangat besar bisa tergerus habis oleh himpitan ekonomi dan persoalan sosial. Bagaimana tidak, segala kebutuhan hidup kian mahal akibat beban pajak yang ditetapkan oleh negara. Ibu yang seharusnya tenang dan fokus dalam mendidik anaknya, menjadi lelah dengan persoalan kebutuhan hidup yang sulit didapat. Kemudian persoalan lain adalah iman yang menancap di dalam diri seseorang yang akan menjadi tameng atas segala bentuk kesulitan yang dihadapi. Tetapi, apa yang bisa diharapkan dengan keimanan yang tumbuh di sistem yang memisahkan agama dengan kehidupan?

Islam Memurnikan Peran Ibu

Sehingga sangat benar ketika kegagalan ada pada sistem, bukan soal kejiwaan atau faktor eksternal lainnya. Persoalan ini sudah terlalu kompleks sehingga tidak bisa dibenahi hanya disatu sisi saja, akar persoalan ada pada sistem, maka solusi atas persoalan ini dan persoalan lainnya ada pada perubahan sistem. Dari sistem yang tidah islami kepada sistem Islam.

Tidak ada keraguan atas segala perintah dan larangan Allah, bahwa setiap perintah dan laranganNya adalah kebaikan untuk manusia alam semesta dan seisinya. Islam sangat memuliakan seorang wanita terlebih seorang ibu, ibu memiliki tiga kedudukan dibandingkan dengan ayah, maka jelas Islam sangat menyejahterakan seorang ibu. Dalam sistem Islam ibu akan mendapatkan hak-haknya dan dipastikan setiap kebutuhannya terpenuhi.

Berbicara tentang sistem, Islam memiliki sistem luar biasa, bukan tentang urusan pribadi saja, melainkan tentang urusan dunia termasuk urusan negara. Apabila negara menerapkan sistem Islam, perekonomian akan stabil dan cenderung meningkat, dalam Islam sumber daya alam dikelola oleh negara dan keuntungannya dibagikan kepada masyarakat, sehingga pendidikan dan kesehatan diberikan secara gratis dengan kualitas yang baik tentunya.

Begitu juga Islam memastikan nafkah seorang istri diberikan jalur suami atau para wali, dengan ini suami dipastikan memiliki pekerjaan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, lapangan pekerjaan akan dibuka lebar untuk para suami. Sehingga istri tidak perlu bekerja, istri menjadi fokus mengurus urusan rumah dan anak sehingga seorang ibu akan bahagia menjalankan perannya.

Maka, naluri keibuannya bisa berkembang dengan sempurna dan seorang ibu akan menjalankannya dengan penuh rasa bahagia dan ketenangan. Dengan demikian, seorang ibu akan menjadi ibu yang sempurna, dari ibu yang sempurna lahir generasi-generasi emas yang mampu memberikan kontribusi terbaik untuk negaranya. Tentu saja semua ini bisa dicapai hanya dengan sistem yang menerapkan perintah Allah, sistem yang mampu meratakan kalimatullah di muka bumi. Sistem ini hanya ada di dalam Islam, tidak ada pada sistem kapitalisme seperti sekarang ini.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 17

Comment here