Bahasa dan SastraCerbung

E.S.O.K (#3)

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Afifa Afnan

Wacana-edukasi.com — Entahlah, aku harus mencari Amirah ke mana lagi. Aku sudah mencarinya bolak-balik ke tiap gang daerah ini, tetapi putri kecilku belum juga ketemu.

Aku termenung di bangku pos ronda itu, dengan terus berdoa dalam hati agar Amirah cepat ketemu.

“Bapak … Bapak ….” Terdengar suara gadis kecil memanggilku.

Aku sangat hafal suara itu. “Amirah, Amirah, anak Bapak. Dari mana aja kamu, Nak?” tanyaku sambil memeluk dan kucium puncak kepalanya.

“Maaf Bapak ini bapaknya Adek Amirah?” tanya seorang pemuda.

“Iya Nak, tadi saya tinggal ke warung untuk meminta air panas. Terus saya balik lagi ke pos, Amirah sudah nggak ada,” terangku.

“Maaf, tadi saya tidak tahu kalau Amirah sama bapaknya. Saya tadi kebetulan lewat sini melihat Adek Amirah lagi jalan bolak-balik dari pos ke ujung gang. Saya tanya, dia malah diam saja. Jadi saya ajak dia ke masjid belakang sebentar. Nah, setelah di sana saya tanya lagi, dia baru bicara kalau ternyata Adek sama bapaknya, jadi saya ajak lagi dia ke sini.” Pemuda itu menjelaskan.

“Iya tidak apa-apa Nak, yang penting sekarang Amirah sudah kembali,” jawabku.

“Kalau boleh tahu, Bapak mau ke mana?” tanyanya lagi.

“Saya mau cari kontrakan, barangkali Adek tahu?” jawabku.

“Oh saya kurang tahu Pak, tapi kalau mau besok saya tanyakan ke Pak RT di sini. Mengingat sekarang sudah sore sebentar lagi magrib Pak, gimana kalau Bapak sama anaknya istirahat dulu di rumah ibu saya!” Anak muda itu menawarkan bantuan.

“Terima kasih banyak Nak, Bapak besok pagi janji akan mencari kontrakan,” jawabku dengan haru.

“Sama-sama Pak. Ayok, lewat sini Pak!” ajaknya.

Kami pun meninggalkan pos ronda, aku berjalan di sebelah dan mengikuti langkah pemuda yang baik hati ini.

“Nak, Bapak belum tahu siapa nama kamu?” tanyaku.

“Oh iya maaf Pak, saya hampir lupa memberitahu. Nama saya Hisyam, Pak,” jawabnya sembari tersenyum.

“Makasih banyak, Nak Hisyam. Maaf Bapak sudah merepotkan,” ucapku.

Tak lama, sampailah kami di sebuah rumah sederhana yang di halaman depan banyak sekali tanaman, berbagai bunga warna-warni dalam pot tertata rapi, menambah asri rumah ini.

“Assalamualaikum, Bu. Ini ada tamu,” ucap Hisyam.

Alhamdulillah aku bersyukur, masih kutemukan orang baik yang dengan ikhlas menolongku tanpa pamrih. Kami berbincang kurang lebih setengah jam dengan Hisyam dan ibunya. Mereka mengizinkanku bersama anak-anak untuk menginap malam ini di rumahnya.

“Esok pagi saya akan mencari kontrakan Bu. Maaf, jadi merepotkan. Semoga Allah membalas semua kebaikan Ibu dan juga Hisyam. Aamiin yaa rabbal’alamiin,” ucapku.

“Tidak merepotkan Pak. Saya senang bisa membantu,” jawab ibu Hisyam ramah.

+++

Kulihat jam dinding sudah menunjukkan 03.45 WIB, aku pun bergegas bangun untuk siap-siap Shalat Subuh. Aku menitipkan kedua anakku pada ibunya Hisyam sebentar karena aku mau shalat berjamaah di masjid. Aku dan Hisyam pergi ke masjid, di perjalanan Hisyam sedikit bercerita kalau selama ini dia hidup berdua dengan ibunya karena sang ayah mengusir mereka lantaran mempunyai istri baru, yang lebih muda usianya dibanding ibu Hisyam. Dia pun bercerita bahwa mereka berusaha bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan berjualan nasi kuning. Hisyam sendiri pun suka membawa makanan atau kue-kue buatan ibunya ke sekolah untuk dijual.

“Sabar ya Nak. InsyaAllah kalau kita sabar akan mendapat pahala!” hiburku.

“Aamiin yaa rabbal’alamiin, ya Pak. Makasih,” jawabnya.

Kami pun melaksanakan shalat berjamaah.

Setelah beres semuanya, aku menepati janji dengan berpamitan pada Hisyam dan juga ibunya. Sembari menggendong si kecil dan beberapa tas, aku menuntun Amirah juga. Hisyam berlari sembari memasukkan beberapa kantong makanan ke dalam tas yang kubawa.

“Pak, ini dari Ibu. Makanan ini untuk bekal di perjalanan,” ucap Hisyam sembari tersenyum.

Aku pun berpamitan pada mereka, tak lupa berterima kasih.

(Bersambung)

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 3

Comment here