Opini

Berbagai Bencana Melanda, Butuh Penanganan

Bagikan di media sosialmu

Oleh : Dite Umma Gaza (Pegiat Dakwah)

Wacana-edukasi.com, OPINI--Negeri ini tengah. dilanda banyak bencana. Alam seolah murka kerena diperlakukan semena-mena. Korban banyak berjatuhan, tua muda, miskin kaya, tak pandang bulu bencana melahapnya. Langit seolah menangis tersedu menumpahkan kesedihannya. Murkakah Allah pada hamba-Nya?

Bencana alam bertubi-tubi melanda negeri ini. Curah hujan tinggi di akhir tahun 2025 ini menyebabkan banjir dan longsor di beberapa wilayah di Indonesia. Banyak korban yang belum dapat terselamatkan karena kesulitan dalam proses evakuasi. Kesulitan tersebut akibat kendala cuaca, medan yang sangat ekstrim dan terbatasnya tim penyelamat.

Tanah longsor yang terjadi (17/11/2025) di Desa Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah menyebabkan rusaknya 30 unit rumah, lahan perkebunan dan persawahan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengevakuasi 2 warga meninggal dunia, 2 warga luka-luka dan memprediksi ada sebanyak 27 warga yang masih tertimbun tanah longsor (www.cnnindonesia.com).

Banjir rob juga melanda lima wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta pada 22/11/2025. Lima wilayah tersebut terendam banjir setinggi 10-15 cm. Banjir rob ini tidak menimbulkan korban jiwa. Kondisi ini disebabkan oleh fenomena pasang maksimum air laut berbarengan dengan fase bulan baru. Fenomena ini menyebabkan pasang air laut maksimum yang berupa banjir pesisir atau rob (www.antaranews.com).

Banjir bandang dan tanah longsor yang terparah melanda 21 wilayah di Sumatera Utara. Curah hujan tinggi pada 24 November 2025 menyebabkan bencana ini datang tiba-tiba. Wilayah yang terdampak antara lain Aceh, Tapanuli, Kota Medan, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten Tanah Karo, Kabuparen Asahan, Kota Binjai, dan Kota Pematang Siantar. Korban dari bencana alam ini diperkirakan sebanyak 1.090 (www.tempo.co ).

Mitigasi Bencana di Negeri Ini

Di penghujung tahun, negeri ini tengah dilanda banyak bencana. Hal ini disebabkan oleh kesalahan dalam pengelolaan ruang hidup dan lingkungan. Lahan sering dimanfaatkan secara tidak tepat, akibatnya banyak wilayah yang rentan terhadap tanah longsor dan banjir. Pembangunan yang mengesampingkan pertimbangan daya dukung alam menyebabkan kerusakan ekosistem.

Penanggulangan bencana yang kurang sigap memperlihatkan bahwa mitigasi di negeri ini sangat kurang dan belum menyeluruh. Hal ini ditunjukkan dengan minimnya kesiagaan dari masing-masing individu pada saat bencana melanda. Tidak optimalnya koordinasi dan keterlibatan masyarakat saat terjadi bencana juga memperparah mitigasi. Negara juga seolah abai dan tidak merespon cepat setiap penanggulangan bencana.

Pemerintah seharusnya bertanggung jawab atas penanganan bencana yang terjadi di berbagai wilayah negeri ini. Namun kenyataannya pemerintah seolah tidak serius dalam mengambil kebijakan pencegah bencana dan pemulihan pasca bencana. Langkah pencegahan bencana harus mendapat perhatian serius agar kondisi rawan suatu wilayah segera aman.

Saat bencana terjadi, penanganannyapun bertele-tele, lamban dan tidak tepat sasaran. Koordinasi antar instansi yang terkait tidak solid dan standarnya masih jauh dari kata memadai. Oleh karena itu sangat diperlukan pembenahan sistem mitigasi bencana yang cepat, tanggap dan berorientasi untuk melindungi masyarakat.

Mitigasi Terbaik dalam Islam

Dalam pandangan Islam, bencana mempunyai 2 dimensi. Dimensi tersebut yaitu dimensi ruhiyah dan dimensi siyasiyah. Dari segi ruhiyah, bencana dianggap sebagai bukti kekuasaan Allah, yang memberi pelajaran bagi manusia agar kembali kepada Allah. Bencana adalah ujian agar manusia senantiasa bermuhasabah dan memenuhi hak-haknya sebagai hamba Allah.

Dari segi siyasiyah, bencana dipahami sebagai tolak ukur dari kebijakan tata kelola ruang dan langkah mitigasi yang harus direncanakan dan ditangani dengan serius.

Pendidikan ruhiyah yang diberikan yaitu dengan cara memahamkan kepada masyarakat tentang hukum syara, dimana Al Quran dan hadist telah menggambarkan bahwa bencana yang terjadi di bumi ini adalah karena perbuatan manusia sendiri. Islam dengan tegas melarang merusak alam seperti, pembalakan liar, eksplorasi dan eksploitasi bahan tambang yang berlebihan, serta penggunaan lahan yang tidak semestinya.

Pendidikan atau edukasi ruhiyah juga mengupayakan agar setiap individu sadar dan lebih bertanggung jawab untuk menjaga bumi dan seisinya dari kerusakan. Hal ini sesuai dengan firman Allah yang bunyinya :

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

 

Artinya : Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia.

(TPS Ar Rum :41)

Bencana demi bencana yang melanda negeri ini sebagai cerminan dari kerusakan-kerusakan di darat dan di laut akibat dari perbuatan tangan manusia sendiri. Sudah seharusnya alam dirawat dan di dipelihara, agar keragaman hayati dan ekosistemnya kembali lestari. Penjagaan lingkungan harus menjadi prioritas semua umat, agar kerusakan tidak meluas dari masa ke masa.

Dalam negara Islam (Khilafah), mitigasi bencana akan dilakukan secara optimal, serius dan menyeluruh. Pemimpin (khalifah) akan mengemban amanahnya untuk menjaga keselamatan seluruh rakyatnya. Pemimpin akan menyusun tata kelola ruang sesuai dengan ketentuan syariat. Pembangunan akan dipastikan tepat sasaran dan tidak merusak alam.

Tindakan mitigasi akan dilakukan dengan memberi pendidikan kepada masyarakat agar senantiasa menjaga lingkungan. Riset ilmiah akan terus dikembangkan agar kecanggihan teknologi dapat dimaksimalkan untuk kelestarian alam. Sistem peringatan dini akan dikuatkan agar masyarakat selalu siap jika terjadi bencana.

Negara harus mampu melindungi rakyatnya sesuai dengan prinsip utama dalam pemerintahan Islam. Negara wajib membuat infrastuktur yang kuat, stabil dan kokoh agar pemanfaatannya maksimal dan menjamin keselamatan rakyat. Anggaran yang cukup dan memadai harus disalurkan segera pada korban bencana. Koordinasi dengan pihak terkait harus dilakukan secara cepat agar korban cepat tertangani.

Bantuan untuk korban bencana wajib disalurkan secara cepat dan merata. Pemerintah bertanggung jawab untuk pendampingan psikologis dan memenuhi kebutuhan dasar para korban bencana. Tindakan pemulihan semua infrastruktur yang rusak akibat bencana harus segera dilakukan, agar masyarakat yang terdampak bisa kembali menata hidupnya kembali secara mandiri.

Bencana-bencana alam yang melanda negeri ini harus dijadikan sebagai pengingat, bahwa kelalaian manusia yang mebawa dampak berat. Allah telah memperingatkan dalam Al-Qu’an bahwa kerusakan di bumi ini adalah akibat ulah manusia. Penanganan lambat dan temporer memperlihatkan bahwa pemerintah belum benar-benar mengambil hikmah atas bencana yang melanda. Pemerintah dan rakyat wajib bekerja sama dalam memelihara bumi dan seisinya. Sudah saatnya menerapkan mitigasi yang adil, terencana dan sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 3

Comment here