Opini

Antara Teluk Weda dan Palestina, What We Do?

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Raihun Anhar, S.Pd.

Wacana-edukasi.com, OPINI–Teluk Weda yang merupakan perairan di Kabupaten Halmahera Tengah telah tercemar logam berat. Diketahui hal itu berdasarkan hasil riset Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) 2024, yang berjudul Status Kualitas Air dan Kesehatan Biota Laut Perairan Teluk Weda dan Pulau Obi. Diduga karena hilirisasi nikel di kedua wilayah tersebut (Tempo.co, 29/1).

Ada juga hasil riset selain Walhi yakni dari Akademisi Universitas Khairun pada 2023, Universitas Tadulako pada 2024, dan Nexus3 Fondation. Semuanya menunjukkan adanya pencemaran di laut Teluk Weda. Akan tetapi hasil riset tersebut dibantah oleh Ketua DLH Kabupaten Halmahera Tengah. Hal ini menimbulkan kemarahan dari Wakil Rakyat (Munadi dan Novianti), juga pemuda Lelilef.

Weda sejak awal telah ada perusahaan yang beroperasi. Seperti PT. Weda Bay Nickel (2006), PT. Indonesia Weda Bay Industrial Park (2018), PT. Tekindo Energi (2019), PT Harus Sukses Mineral, PT Dharma Rosadi Internasional, PT First Pacific Mining, PT Gamping Mineral Indonesia, dan PT Karunia Saga Mineral. Semua perusahaan itu bergerak dalam industri pertambangan yang telah merusak lingkungan di Kecamatan Weda Tengah, Kecamatan Weda Utara, hingga sebagian Kabupaten Halmahera Timur.

Pencemaran telah terjadi di darat, laut, dan udara, juga dirasakan masyarakat lingkar tambang. Namun, ketidakberdayaan masyarakat dan manfaat yang ditawarkan penguasa dan swasta membuat mereka rela memberikan negeri mereka untuk dirusak. Menolak pun tidak didengarkan.

Lebih menyayat hati lagi adalah kedatangan Presiden Prancis, Immanuel Macron ke Indonesia yang mengejutkan publik dimana Presiden Indonesia mengakui Israel. Dari kedatangannya ini menghasilkan kerjasama antara Eramet yg merupakan salah satu pemilik PT. Weda Bay Nickel di Halteng.

Rakyat Halteng telah merasakan derita akibat hilirisasi nikel, kini mendapat kabar buruk negeri ini bekerjasama dengan Prancis yang mendukung Israel. Dugaan kerjasama tersebut akan membantu Israel juga mencuak. Bagaimana tidak, Macron ke Indonesia dan Presiden membahas Israel saat kunjungan itu.

Halteng tercemar oleh hilirisasi nikel. Palestina terjajah oleh Zionis dan sekutunya. Rakyat dan wakil rakyat Halteng protes, DLH abai. Palestina minta tolong “aynal muslimin?”, pemimpin muslim sibuk bekerjasama dengan Amerika Serikat dan Prancis.

Mengapa bisa kehidupan menjadi sesulit ini? Jawabannya karena muslim meninggalkan Islam sebagai ideologi dan memilih aturan kufur dari Barat (kapitalisme) untuk menjalankan hidup.

Kapitalisme Ideologi Penjajah Yang Harus di Buang

Setiap ideologi memiliki kekuatan fikroh (pemikiran) dan thariqohnya (metode) penyebaran ideologi teesebut. Menurut Syekh Taqiyuddin an Nabhani dalam kitab an Nizhamul Islam, terdapat 3 ideologi besar di dunia yaitu Komunisme, Kapitalisme, dan Islam. Ketiganya tidak pernah mati karena masih ada pengembangnya.Namun, yang kini eksis adalah kapitalisme yang diemban Barat.

Kapitalisme berasas pada sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) termasuk dalam politik. Sistem pemerintahan dalam kapitalisme adalah demokrasi. Namun, disebut kapitalisme karena paling menonjol dari ideologi ini adalah ekonominya yakni kapitalisme yang bermodal yang berkuasa. Manfaat menjadi tujuan hidup. Contohnya, Prancis memilih Indonesia untuk bekerjasama karena Indonesia punya potensi Sumber Daya Alam yang melimpah seperti dalam hal ini nikel yang bisa digunakan untuk membuat senjata.

Indonesia pun sebaliknya menginginkan kerjasama tersebut karena ada keuntungan materi yang didapatkan. Inilah potret kapitalisme yang membuat pemimpin muslim tetapi tidak menggunakan Islam dalam memimpin melainkan sekuler. Urusan sama Allah nanti saja, yang penting dapat untung dulu.

Maukah kita terus hidup dibawah pengaruh kapitalisme yang menjajah ini? Penjajahan adalah metode menyebarkan kapitalisme. Gaya penjajahan tidak hanya diperanghi secara fisik seperti Gaza, tetapi ada gaya baru yaitu lewat pemikiran. Barat menyerukan cara pandangnya terhadap sesuatu dan mengajak kepada muslim untuk mengambilnya. Hasilnya dari penjajahan pemikiran adalah muslim tidak paham agamanya, ada muslim benci ajaran agamanya, bahkan tidak mau mengambil agamanya yang juga sebagai ideologi untuk mengubah dunia yang rusak ini.

Kehidupan saat ini bukanlah kehidupan yang baik. Mengapa? Karena ideologi atau aturan hidup yang dipakai bukan aturan dari Sang Pencipta melainkan manusia (Barat) yaitu kapitalisme. Padahal muslim memiliki Islam sebagai ideologi yang sempurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan dengan adil.

Ingatlah firman Allah yang menyinggung kita ketika tidak mengambil Islam sebagai ideologi. Allah SWT berfirman:

أَفَحُكْمَ ٱلْجَٰهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ ٱللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ

Artinya: Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?

Di ayat yang lain Allah berfirman:

Al-Baqarah · Ayat 208

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةًۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ ۝٢٠٨

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam (kedamaian) secara menyeluruh dan janganlah ikuti langkah-langkah setan! Sesungguhnya ia musuh yang nyata bagimu.

Allah menyeru kepada kita yang masih ada iman dalam diri untuk masuk Islam secara kaffah (menyeluruh) dan menjadikan Islam sebagai hukum dalam menyelesaikan berbagai problematika hidup. Namun mengapa masih enggan mengambil Islam dan suka rela mengambil ideologi kapitalisme sekuler yang datang dari kafir Barat?

Islam itu sempurna, Allah telah mengatur hubungan manusia dengan Allah dalam perkara akidah dan ibadah. Islam juga mengatur hubungan sesama manusia (muamalat dan uqubat termasuk ekonomi dan politik didalamnya). Juga mengatur hubungan manusia dengan dirinya (pakaian, makan minum, dan akhlak).

Islam mengatur kepemilikan umum dan individu. Tidak diizinkan individu memiliki hak umum seperti tambang. Tambang adalah hak umum yang akan dikelola negara untuk kepentingan umat. Hal ini berdasarkan pada dalil:

“Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api.” (HR Abu Dawud dan Ahmad)

Dengan demikian tidak akan ada perusahaan (Perseroan Terbatas seperti disebutkan sebelumnya) yang mengelola nikel, emas, dan sumber daya yang lain. Dalam kitab “Al-Amwal fi Dawlat al-Khilafah” (harta dalam negara Khilafah), sumber pemasukan atau pendapatan Daulah Islamiyah (Negara Khilafah) dibagi secara sistematis dan bersifat tetap berdasarkan hukum-hukum syariah. Seperti fa’i dan ghanima, kharaj, jizyah, ushr, zakat, rikaz dan tambang.

Aturan yang sempurna memerlukan pemimpin yang amanah. Islam juga mengajarkan cara memlih pemimpin (lihat dalam kitab an Nizhamul al Islam karya Taqiyuddin an Nabhani). Pernah dibuktikan oleh sejarah, para Khalifah setelah Rasulullah SAW menjalankan kepemimpinan dengan amanah hingga ada dimasa tidak ditemukan orang yang berhak menerima zakat. Terjadi pada masa Khalifah Umar bin Abdulaziz.

Dengan Islam, Indonesia tidak perlu bekerjasama dengan musuh (Prancis). Halmahera Tengah khususnya Teluk Weda akan diperbaiki kembali alam yang rusak dan diobati penyakit yang tersebar disana. Islam dalam sejarahnya Kekhilafaan tidak pernah membiarkan kezaliman itu berlama-lama baik kezaliman yang terjadi di Halteng juga Gaza, Palestina. Allah dan Rasulullah SAW memerintahkan bahwa :

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ

“Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya. Dan jika tidak mampu juga, maka dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim, no. 49)

Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk memperbaiki kehidupan yang rusak hari ini hanyalah kembali pada Islam. Bersama mewujudkan Islam sebagai ideologi negara dan memilih pemimpin yang amanah seperti para Khalifah terdahulu. Dengan begitu, Khalifah akan menjalankan tugasnya sebagaimana Abu Bakar menyelesaikan konflik setelah wafatnya Rasulullah SAW dan Umar bin Khattab membebaskan Palestina dari Romawi. Wallahu alam bi sawwab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 2

Comment here