Opini

Perjalanan Abadi Covid-19?

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Erni Yuwana (Aktivis Muslimah)

Wacana-edukasi.com –Tanggal 1 Januari menandakan terjadinya pergantian tahun dari tahun 2020 ke tahun 2021. Perjalanan hidup satu tahun ke belakang tentu diwarnai banyak rasa, baik suka cita mau pun duka. Termasuk hadirnya ujian pandemi berupa coronavirus (Covid-19) . Wabah penyakit tersebut menjangkiti se-isi dunia. Akibatnya mematikan potensi kehidupan, baik dalam segi kesehatan, ekonomi maupun pendidikan. Dunia mengadu, namun solusi jitu tak kunjung bertemu.

Potret kelam akibat pandemi Covid-19 terus mencakrawala. Situasi pun tak kunjung berubah. Virus Covid-19 terus menggila. Bahkan virus tersebut bermutasi menjadi varian baru yang lebih kuat. Korban terjangkit virus semakin bertambah dan berada di titik mengkhawatirkan. Daftar kematian akibat covid terus melonjak. Namun, sayangnya penanganan penyebaran virus tak menemui langkah yang tepat. Bahkan penanganan ini terkesan jalan di tempat. Pemutusan rantai penyebaran virus tak dilakukan dengan penuh kesungguhan oleh bangsa ini.

Rakyat menjadi korban. Pendidikan beralih kepada metode daring. Sekolah daring yang berkelanjutan tak membuahkan tercapainya visi misi pendidikan yang mencerdaskan. Alih-alih pelajar melakukan pembelajaran di rumah, mereka malah asik berselancar di dunia maya tanpa batas. Situs-situs porno menjadi makanan harian. Remaja halu tingkat tinggi bermunculan. Idol Korea menjadi trend setter remaja kekinian.

Sulitnya pendidikan yang terhalang tembok daring (pembelajaran online) pun tidak dirasakan oleh sektor pariwisata dan tempat umum lain yang masih ramai massa. Standar ganda pun terlihat. Pintu sekolah dikunci rapat, namun tempat wisata tetap gemerlap. Pasar, mall dan tempat umum lainnya pun seolah kebal oleh coronavirus . Para petugas medis dibidang kesehatan kelimpungan. Pun banyak dari mereka yang tumbang. Para dokter gugur. Rasa kecewa dan terkhianati kian menyiksa kalbu dunia medis Indonesia. Bagaimana mungkin para petugas medis dibiarkan begitu saja menghadang coronavirus sendirian sedangkan pemerintah tak mengeluarkan kebijakan yang mampu menghentikan laju virus tersebut? Vaksin coronavirus  pun yang digadang-gadang menjadi solusi tuntas, justru diragukan keamanannya oleh masyarakat.

Lantas, sampai kapan perjalanan coronavirus  di Indonesia ini akan berakhir? Akankah menjadi perjalanan abadi? Akankah predikat endless first wave Corona virus memang nyata? Sudahkah Indonesia menyerah dan bertekuk lutut dihadapan makhluk kecil tak kasat mata? Sungguh mengerikan jika perjalanan virus  ini tak kunjung berakhir. Celakanya, memang benar endless first wave coronavirus terjadi di Indonesia. Artinya, penyebaran viruscorona  di Indonesia semakin meningkat tak terkendali, tanpa menemukan titik gelombang pertama. Alih-alih kurva penyebaran melandai, justru kurva terus mendaki.

lain halnya dalam sistem Islam, kesehatan umat merupakan suatu hal yang amat penting. Islam mengajarkan perilaku, adab dan pola hidup sehat. Pola makan dalam Islam juga diatur sedemikian rupa dengan kewajiban makanan halal dan prioritas makanan thayib (baik untuk tubuh). Selain itu dalam Islam, ada hal yang wajib dipelajari, yakni masalah thaharah (bersuci dari hadats kecil dan besar). Dan yang tak kalah penting, Islam juga mengajarkan metode karantina untuk mencegah persebaran wabah yang belum ada obatnya.

Negara dengan sistem Islam tak akan abai terhadap kondisi negeri. Termasuk terkait dengan wabah yang mengancam keselamatan rakyat. Metode karantina akan segera dilaksanakan. Kebutuhan logistik dan fasilitas kesehatan akan dipenuhi semaksimal mungkin oleh negara. Negara juga memberikan apresiasi yang sangat tinggi terhadap kinerja para tenaga kesehatan. Insentif gaji petugas kesehatan sepadan dengan tingkat pengorbanan yang mereka lakukan hingga tak perlu merisaukan kekurangan ekonomi keluarga dan kekecewaan akibat merasa terkhianati.

Segala kebutuhan rakyat yang sangat besar yang digunakan dalam dunia medis, logistik kebutuhan rakyat, pendidikan, dan lain sebagainya didapatkan dari pemasukan negara yang halal. Yakni dari sumber daya alam negeri. SDA negeri haram kepemilikannya jatuh di tangan swasta/individu/asing. Pemasukan negara juga didapatkan dari jizyah, usyur, fai, kharaj, ghanimah, dll.

Dengan sistem Islam, pandemi akan dapat diakhiri dengan sesegera mungkin. Sehingga pendidikan dan kehidupan masyarakat dapat berjalan normal seperti sedia kala. Hingga terpenuhinya janji Allah SWT dalam terciptanya baldatun thayyibatun wa rabbun ghafûr, yang berarti “Negeri yang baik dengan Rabb Yang Maha Pengampun”.
Wallahu ‘alam Bisshawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 1

Comment here