Opini

Gaza Menderita, Umat Tak Boleh Diam

Bagikan di media sosialmu

Oleh: Alesha Maryam

Wacana-edukasi.com, OPINI--Hingga saat ini Gaza masih diserang Zionis Yahudi. Meskipun dunia sempat dihebohkan dengan serangan senjata dari Iran, nyatanya tidak membawa perubahan apapun terhadap gaza. Buktinya sampai saat ini fasilitas umum terus dihancurkan dan anak-anak menjadi korban.

Seperti yang dilansir dari media Tirto.com (17/07/2025) bahwa pada tanggal 10 Juli 2025, serangan udara Israel menghantam kerumunan warga yang sedang mengantri bantuan di luar klinik Project HOPE, Deir al-Balah, Gaza. serangan ini menewaskan sedikitnya 15 orang termasuk anak-anak. Israel berdalih menyerang Hamas, namun mengakui adanya korban sipil dan menyatakan tengah menyelidiki. Project HOPE mengecam keras serangan itu sebagai pelanggaran kemanusiaan dan menghentikan sementara layanan kliniknya. Insiden ini terjadi di tengah negosiasi gencatan senjata 60 hari yang belum membuahkan hasil. Kondisi Gaza makin parah—fasilitas rusak, layanan kesehatan lumpuh, dan ribuan warga sipil, termasuk anak-anak terus menjadi korban sejak Maret 2025.

Ditengah gempuran di Gaza, dukungan bagi rakyat Palestina terus mengalir dari berbagai kalangan, termasuk Francesca Albanese, Pelopor Khusus PBB. Dalam laporan awal Juli 2025, dia mengungkapkan keterlibatan lebih dari 60 perusahaan termasuk produsen senjata dan raksasa teknologi yang disebut mendukung Zionis dan operasi militer di Gaza.

Penjahat Sebenarnya

Zionis sering menggunakan alasan “pembelaan diri” untuk membenarkan serangan mereka ke Gaza, padahal tujuan utamanya tampak jelas yaitu melenyapkan Gaza sepenuhnya. Bagi mereka dan sekutunya Amerika Serikat, warga gaza seolah tidak memiliki nilai. Serangan yang dilancarkan pun kerap menghantam fasilitas sipil seperti rumah sakit, sekolah, dan area pemukiman—tempat yang seharusnya terlindungi dari konflik bersenjata.

Gaza terus menjadi korban genosida yang dilakukan dengan cara yang semakin brutal. Zionis yahudi tampaknya terus mencari cara agar proses pemusnahan warga muslim Gaza berlangsung lebih mudah. Salah satu taktik yang digunakan adalah menghalangi masuknya bantuan pangan, hingga warga perlahan meninggal karena kelaparan. Mereka juga menetapkan lokasi pengambilan bantuan, lalu menyerang warga yang berkumpul di sana, menjadikan mereka sasaran empuk serangan militer.

Zionis dan Amerika Serikat patut disebut sebagai pelaku utama kejahatan saat ini. Di tengah krisis kelaparan, lumpuhnya layanan kesehatan, dan hilangnya tempat aman mereka terus menggempur Gaza tanpa henti. Kekerasan ini sudah melampaui batas kemanusiaan. Ironisnya, banyak pemimpin negara Muslim memilih diam, bahwa ada yang mendukung agresor. Saat Palestina butuh dukungan, mereka justru berpaling. Ini adalah bentuk nyata pengkhianatan.

Solusi dua negara yang kerap digunakan negara barat sebenarnya hanyalah ilusi belaka bagi rakyat Palestina. Umat Islam tidak seharusnya terjebak dalam narasi yang dikemas sebagai upaya damai, padahal pada hakikatnya solusi ini justru menyesatkan dan menjauhkan umat dari akar permasalahan sebenarnya. Sejarah menunjukkan bahwa penderitaan rakyat Palestina dimulai sejak Deklarasi Balfour pada 2 November 1917—saat Inggris secara sepihak menyatakan dukungan atas pembentukan “rumah nasional” bagi Yahudi di wilayah Palestina. Padahal tanah tersebut telah dihuni secara turun-temurun oleh penduduk asli Muslim, Kristen, dan Yahudi non-Zionis.

Umat Islam seharusnya menyadari bahwa inti masalah di Palestina adalah penjajahan sistematis oleh Zionis dengan dukungan kekuatan global barat. Maka menjadi hal yang keliru jika solusi dua negara dijadikan pijakan perdamaian, karena justru dari sinilah akar bencana dimulai—hadirnya entitas penjajah di tanah yang telah menjadi bagian integral dunia Islam selama beradab-adab dan pernah dijaga oleh kekhilafahan.

Mendukung solusi dua negara sama artinya dengan membenarkan penjajahan, mengabaikan penderitaan rakyat Palestina dan mengakui keberadaan negara Zionis. Ini bertentangan dengan semangat perjuangan para pemimpin Islam terdahulu yang selalu menjaga dan membela Palestina dari ancaman dan dominasi asing.

Solusi Sebenarnya

Umat Islam perlu terus menggaungkan narasi bahwa satu-satunya solusi mendasar dan menyeluruh bagi pembebasan Palestina adalah melalui jalan jihad fi sabilillah dan tegaknya khilafah Islam yang akan menjadi pelindung sejati umat. Kesadaran ini tidak boleh berhenti pada tataran pemahaman individu saja, melainkan harus dikembangkan menjadi sebuah arus perubahan yang massif. Setiap Muslim yang telah memahami akar persoalan konflik Palestina—bahwa ini bukan semata isu kemanusiaan saja, melainkan persoalan penjajagan dan hilangnya kepemimpinan umat—memiliki tanggung jawab moral dan syar’i untuk menyampaikan kebenaran ini kepada Muslim lainnya.

Dengan demikian, akan terbangun sebuah gerakan dakwah dan perjuangan yang bukan hanya bersifat emosional dan temporer tetapi bersumber dari pemahaman ideologis yang kokoh. Gerakan ini diharapkan mampu membangkitkan kesadaran politik umat secara kolektif memperkuat solidaritas Islam lintas negara, dan mengarahkan potensi umat menuju satu titik perubahan strategis yaitu bersatunya kaum Muslim dalam satu kepemimpinan global yang mampu menegakkan keadilan dan mengakhiri penjajahan atas Palestina dan wilayah Muslim lainnya.
Ketika kesadaran kolektif mulai tumbuh di tengah umat, hal ini akan mendorong mereka untuk terus berjuang menempuh jalan dakwah sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah. Sebab hanya metode dakwah Rasulullah lah yang terbukti membawa kepada kemenangan hakiki. Oleh karena itu, penting bagi umat untuk senantiasa diingatkan agar tidak tergoda menempuh cara tidak sesuai dengan tuntunan Islam, seperti mengandalkan aksi massa (people power) atau mengikuti jalur demokrasi dan parlemen yang justru menjauhkan dari tujuan sejati perjuangan Islam.

Para pejuang dakwah harus tetap teguh dan senantiasa waspada terhadap berbagai ancaman yang bisa menggoyahkan arah perjuangan mereka—baik berupa godaan kepentingan kelas maupun serangan ideologis yang menyesatkan. Kedua hal ini bisa mengalihkan umat dari jalan dakwah yang telah dicontohkan Rasulullah SAW., sehingga harus dihadapi dengan kesabaran dan keteguhan prinsip.

Mereka harus meyakini sepenuhnya bahwa hanya melalui metode dakwah dicontohkan Rasulullah lan umat Islam akan meraih kemenangan sejati. Jalan inilah yang akan membuka pintu kebangkitan dan menjadi kunci untuk membebaskan bumi Palestina dari cengkraman penjajah Zionis. Wallahu a’lam bishawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 11

Comment here