Oleh : Linda Anggraini (Ibu Peduli Peradaban)
Wacana-edukasi.com, OPINI-– Seorang dokter adalah seseorang berilmu yang memiliki kemampuan menyembuhkan orang-orang yang sedang sakit. Untuk itu, ketika seseorang menginginkan dirinya menjadi seorang dokter maka harus menempuh pendidikan khusus agar dapat memiliki gelar disebut kedokteran.
Ketika menyandang status dokter atau berprofesi sebagai dokter, maka seseorang itu akan dihormati di dunia karena mereka mampu memberikan sumbangsih besar dalam dunia kesehatan dan dapat memberikan kesejahteraan dimasyarakat. Akan tetapi untuk mendapatkan gelar sebagai seorang dokter bukanlah hal yang mudah karena biaya pendidikan yang terbilang cukup mahal dan melalui proses yang lumayan panjang.
Tetapi miris Dokter asal Pontianak diduga membius dan memperkosa seorang keluarga pasien. Peristiwa nahas itu terjadi pada bulan Maret 2025 letaknya di lantai 7 Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS). Dokter itu dikenali sebagai dokter peserta dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (PPDS Unpad).
Pelaku PG merupakan warga Jalan Imam Bonjol, Kecamatan Pontianak Selatan, Kalimantan Barat (Kalbar). Terdeteksi bahwa tersangka (PG) telah ditangkap pada tanggal 28 Maret 2025 oleh Polda Jabar. Pihak Unpad telah menyatakan jika pelaku saat ini telah dicoret namanya sebagai peserta PPDS.
Sebelumnya diberitakan oleh detikJabar, calon dokter spesialis anestesi tersebut atau residen anestesi dari FK Unpad, bernama Priguna Anugrah, diduga telah melakukan tindak pidana pemerkosaan terhadap penunggu pasien ketika sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Sebelum melancarkan aksi bejatnya, korban dimintai mengikuti prosedur oleh dokter residen tersebut. Pelaku dikabarkan membius korban dengan cara memasukkan jarum ke bagian tangan kiri dan kanan korban kurang lebih 15 kali. “Kemudian tersangka menghubungkan jarum itu ke dalam selang infus dan menyuntikkan cairan injeksi ke dalam selang infus setelah beberapa saat, korban merasakan pusing lalu tidak sadarkan diri,”. Saat tersadar pukul 04.00 WIB, korban merasakan perih di bagian intim saat ingin buang air kecil. Korban pun langsung menceritakan hal tersebut kepada orang tuanya dan meminta visum medis.
Karena kasus ini telah diketahui oleh pihak rumah sakit dan langsung ditangani oleh pihak kepolisian. maka, dokter residen tersebut langsung diberhentikan dari program pendidikan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Fakta yang mungkin terlupakan kasus pemerkosaan, pencabulan, dan atau kekerasan serta penyimpangan sexual yang dilakukan dari kalangan masyarakat menengah ke bawah dengan pendidikan rendah sampai menengah keatas dengan pendidikan tinggipun adalah puncak dari gunung es dilautan. Hanya sedikit sekali yang tampak tapi kerusakan moral dan hilangnya hati nurani ditengah-tengah masyarakat memang susah sangat mengkhawatirkan dan seharusnya menjadi warning bagi pemegang kekuasaan.
Banyak sekali generasi-generasi penerus yang pintar secara akademik tapi kehilangan moral. Hal ini tentu harus menjadi perhatian pemerintah dalam mengatasinya. Karena jika generasi terjadi kemunduran dalam hal moral seperti ini, maka ilmu dan kepintaran itu bisa terus menerus berubah menjadi senjata untuk melakukan kejahatan.
Dilihat dari kasus inipun jelas ternyata pendidikan tinggipun tidak menjamin moral menjadi baik. Maka kita tidak bisa lagi mengharapkan pendidikan saat ini dapat mencetak generasi yang sholeh dan akademis jika sistem yang digunakan negara kita masih sekuler-kapitalis. Karena disistem sekuler saat ini pendidikan bukan lagi soal membentuk manusia berkarakter tapi hanya sebagai alat pencetak tenaga kerja. Karena disistem ini nilai agama telah dikesampingkan, tujuan kehidupan mereka hanya yang penting sukses dan hidup kaya raya.
Akibat dari hal ini banyak sekali anak generasi penerus bangsa yang kehilangan moral, mudah depresi dan berputus asa karena standar ukuran kebahagiaan hanya berdasarkan kesuksesan materi. Berbeda sekali dalam sistem Islam pendidikan adalah kebutuhan primer atau pokok yang digratiskan dan dijamin penuh oleh negara.
Dalam pandangan Islam pendidikan tidak bisa dipisahkan dari sistem lainnya, seperti sistem pemerintahan, sistem pergaulan, sosial, ekonomi, sistem sanksi, serta media. ”Semua bagian dari sistem ini bekerja bersama-sama untuk mendukung pembentukan pribadi yang beradab serta bertakwa.
Bagian-bagian dari sistem itu antara lain,
Kesatu, Penguasa dalam negara Islam selalu memastikan kurikulum pada pendidikan harus berbasis akidah Islam, menumbuhkan tsaqafah Islam sejak usia dini, dan menyaring semua ilmu pengetahuan agar tidak ditemukan hal-hal yang bersebrangan dengan syariat Islam.
Kedua, sarana dan kebudayaan ditujukan untuk membangun karakter yang Islami, bukan yang mempertontonkan aurat terlebih menormalisasi perilaku-perilaki menyimpang seksual yang dapat merusak moral ditengah masyarakat.
Ketiga, Sistem hukum Islam akan menindak tegas setiap bentuk pelanggaran akhlak dan kekerasan seksual, termasuk terhadap seorang dokter atau pejabat tinggi sekalipun, tanpa pandang bulu. Bukan hanya dipecat secara tidak hormat, tetapi bisa juga dikenai ta’zir atau hudud tergantung pada kategori pelanggarannya seberat apa.
Keempat, dalam lingkungan sosial bermasyarakat harus dibentuk berupa dukungan agar tercipta ketakwaan, tidak hanya sekadar prestasi dibidang akademik saja. Dalam sistem Islam, setiap lingkungan pendidikan tidak hanya diperuntukkan sebagai tempat belajar, tetapi kawasan untuk selalu menumbuhkan semangat agar dapat beramar makruf nahi mungkar.
Jadi konsep pendidikan Islam menandaskan bahwa ilmu tidak boleh terlepas dari takwa. Seseorang yang belajar pada bidang-bidanh seperti kedokteran, teknologi, hukum, atau fisika. seluruhnya wajib diarahkan agar dapat memahami memahami perintah dan larangan Allah, mengenali keagungan ciptaan Allah, dan serta menjalankan semua syariat-Nya dalam kehidupan sehari-hari.
Karena jika tidak didasari oleh hal ini, maka seseorang bisa saja menjadi pintar dan cerdas secara akademik dan intelektual, tetapi kosong secara spiritual. Ia bisa berbicara tentang etika, tetapi melanggar kehormatan orang lain. Ia bisa menjadi dokter terkemuka, tetapi menyimpan perilaku bejat. Oleh karena itu, ilmu yang tidak diiringi dengan keimanan, ketakwaan dan akhlak yang baik hanya akan menjadi sebuah topeng, sebab bisa saja menjadi alat untuk berbuat kejahatan. []
Views: 48
Comment here