Surat Pembaca

Konflik Sudan dan Kepentingan Barat

Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA–Tidak berhenti di Gaza, kini dunia dikejutkan dengan kondisi Sudan. Sudan adalah salah satu negara terbesar ketiga di Afrika dengan mayoritas penduduknya adalah muslim. Sudan memiliki piramida lebih banyak dan dialiri oleh sungai nil lebih panjang dari Mesir. Kekayaan SDA nya begitu melimpah, bahkan Sudan menjadi Negara produsen emas Arab terbesar. Namun, kondisi ini bertolak belakang dengan kondisi yang dialami oleh rakyatnya.

‎Kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) diduga melakukan kekejaman massal saat merebut kota El-Fasher, ibu kota Negara Bagian Darfur Utara. Ribuan orang dikhawatirkan tewas di kota tersebut sejak pasukan RSF merebut kota tersebut dari kendali militer Sudan (SAF).

‎El-Fasher jatuh pada Minggu (26/10) setelah dikepung selama 18 bulan oleh RSF, yang menutup akses masuknya makanan dan kebutuhan pokok bagi ratusan ribu warga yang terjebak di dalam kota. Sekitar 2.000 orang telah tewas hingga Rabu. Sementara, Jaringan Dokter Sudan memperkirakan korban mencapai sedikitnya 1.500 orang termasuk anak-anak dan perempuan.

‎Selama masa pengepungan, sekitar 1,2 juta penduduk El-Fasher hidup dalam kondisi mengenaskan. Banyak yang bertahan hidup dengan pakan ternak. RSF diketahui membangun barikade sepanjang 56 kilometer untuk memutus pasokan makanan dan obat-obatan serta menutup jalur evakuasi.

‎Konflik yang terjadi di Sudan saat ini tak lepas dari perebutan kekuasaan antara dua jenderal, Abdel Fattah al-Burhan yang memimpin militer Sudan (SAF), dan Muhammad Hamdan Dagalo alias Hemedti yang memimpin kelompok paramiliter RSF.

‎Konflik terkini, tak lepas dari revolusi populer yang menggulingkan Presiden Omar al-Bashir pada April 2019. Selepas penggulingan itu, dibentuk Dewan Kedaulatan Transisi (TSC) yang diisi pihak militer dan sipil. ‎Kemudian masuk pada kepentingan geopolitik. Sudan menjadi sasaran proyek normalisasi hubungan Israel dengan negara-negara di Timur Tengah. Amerika Serikat menjanjikan akan menghapus Sudan dari daftar negara teror asal mau berteman dengan Israel. Uni Emirat Arab yang sudah menjalin normalisasi sebelumnya ikut jadi fasilitator (republika.id).

‎Sejatinya, yang berada dibalik topeng permasalah Sudan adalah AS. AS yang memulai duluan dan menggerakkan para agen di Sudan untuk mendukung pihak-pihak tertentu dan menjaga agar perang tetap menyala. Tak hanya itu, UEA merupakan negara yang paling menonjol dalam intervensi. Terdapat bukti UEA mendukung RSF secara militer.

 

Konflik ini sejatinya dilatarbelakangi oleh kepentingan Barat untuk mengambil alih SDA yang melimpah di Sudan. Peristiwa ini semakin mengokohkan bahwa negeri-negeri muslim saat ini tengah di bawah cengkraman penjajahan sistem sekuler kapitalisme. ‎Umat harus sadar bahwa persoalan ini adalah persoalan yang besar dan harus dituntaskan. Tidak ada cara lain untuk keluar dari persoalan ini, selain dengan solusi Islam.

 

Islam adalah sistem hidup yang lengkap, yang hanya dapat diterapkan secara menyeluruh dengan khilafah. Khilafah akan membebaskan penghambaan kepada Barat dan mencabut pengaruh penjajah kafir dari negeri-negeri muslim.

Maka, umat harus sadar mereka harus bersatu dan mewujudkan tegaknya khilafah. Hanya Khilafah yang bisa melawan hegemoni negara-negara kafir Barat yang  terus membuat umat muslim terjajah, terpecah hingga menderita.

‎Kesadaran umat harus mencapai level tertinggi hingga umat mau berjuang menegakkan khilafah karena dorongan keimanan. Tak ada cara lain, selain mengembalikan kehidupan Islam agar umat muslim tidak terus menderita dan terpecah belah. Hanya Khilafah yang dapat mengusir penjajah dari negeri-negeri muslim.

 

‎Miftahul Jannah

Aktivis Muslimah

‎Komunitas Kalam Santun

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 5

Comment here