Oleh : Wiwik Ummu Mutia (Aktivis Muslimah Peduli Generasi)
Wacana-edukasi.com, OPINI–Beberapa waktu lalu Presiden Prancis Emmanuel Macron mengadakan lawatan ke Indonesia selama tiga hari. Kedatangannya disambut hangat oleh Presiden Prabowo Subianto berserta jajaran kementeriannya.
Salah satu isu yang dibawa oleh Macron bagi Palestina adalah dengan mengusulkan Two State Solution. Usulan ini sejalan dengan negara-negara Eropa, Arab dan Amerika
Namun, dalam jumpa pers di Istana Merdeka usai pertemuan bilateral, Prabowo mengejutkan dunia dengan pernyataan yang mengubah peta diplomasi. Dikutib dari Tempo.co, usai menggelar pertemuan bilateral dengan Emmanuel Macron, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pengumuman mengejutkan ihwal Israel. Prabowo secara tegas menyatakan begitu negara Palestina diakui oleh Israel, Indonesia siap mengakui Israel dan membuka hubungan diplomatik!.
Tak hanya berhenti di pengakuan, Prabowo mengatakan satu-satunya kemerdekaan bagi Palestina adalah dengan solusi dua negara. Ia bahkan menawarkan akan menjamin Israel untuk berdiri sebagai negara berdaulat dan menjamin keamanannya, serta kesiapan mengirim pasukan perdamaian di perbatasan keduanya.
Sementara itu, Macron mengatakan Prancis akan mendorong kemerdekaan Palestina dalam konferensi tingkat tinggi solusi dua negara di New York, Amerika Serikat, pada Juni 2025. Dalam KTT tersebut, Macron menyatakan Prancis dan Arab Saudi akan memberikan dorongan baru untuk pengakuan negara Palestina, termasuk pengakuan terhadap Israel untuk hidup aman dan damai di kawasan Timur Tengah.
Solusi Klasik
Solusi dua negara bukan hal baru yang diusung untuk konflik Palestina dan Israel. Pada tahun 1947, PBB yang didominasi oleh Amerika dan Inggris mengeluarkan Resolusi 181 dengan mengusulkan pembagian wilayah Palestina menjadi dua negara: satu wilayah untuk Yahudi dan satu wilayah untuk rakyat Palestina. Solusi ini terkesan mulia, demi mewujudkan perdamaian antara Israel dan Palestina. Tapi nyatanya hanyalah topeng perdamaian barat untuk melegalkan penjajah Zionis Yahudi menguasai wilayah Palestina.
Pernyataan Presiden Prabowo bahwa Indonesia bersedia menjalin hubungan diplomatik dengan Zionis Yahudi jika Palestina merdeka, justru semakin menambah luka bagi warga Palestina dan umat islam. Apakah beliau lupa pada pembukaan UUD 1945 bahwa penjajahan diatas dunia harus dihapuskan? Solusi Dua Negara sama saja dengan melegalkan penjajah, membiarkan perampasan dan perampokan atas wilayah Palestina. Kurang bukti kekejaman apalagi? Adanya genosida di Gaza yang mengeliminasi warga sipil, banyak korban dari wanita dan anak- anak di Gaza bukan sekedar angka.
Semakin jelas terlihat bagaimana Zionis dengan tanpa rasa bersalah mencaplok tanah Palestina, tanah kharajiyah yang pernah dibebaskan oleh Umar bin Khatthab dan dibebaskan kembali oleh Shalahudin Al Ayyubi dan para syuhada. Maka jelaslah persoalan di Palestina bukan perebutan batas teritorial melainkan akar masalahnya adalah penjajahan.
Jika Barat menyerukan solusi dua negara, itu semua untuk kepentingan geopolitik dan ekonomi mereka. Terbukti sebab Amerika telah sejak lama menjadikan negara Zionis sebagai sekutu utama di Timur Tengah. Maka, solusi dua negara ini bisa saja menjadi jebakan untuk menancapkan cengkaram Barat di negeri- negeri Arab dan memastikan Israel tetap dominan.
Ironinya negeri- negeri Arab justru memihak Israel juga Amerika dan sekutu- sekutunya. Sangat jelas terlihat inilah bentuk pengkhianatan negeri- negeri Arab terhadap Palestina.
Selama umat Islam terpecah oleh warisan kolonial bernama negara bangsa, hingga nasionalisme masih menancap lebih kuat daripada Akidah Islam di negeri-negeri kaum Muslimin. Maka penjajahan akan terus berlangsung, darah masih tertumpah, dan keadilan terus terinjak-injak. Kapankah umat Islam sadar bahwa berharap di sistem sekarang ibarat pungguk merindukan bulan?
Kini, di Juni 2025, ribuan umat Islam dari berbagai penjuru dunia bergerak dalam aksi Global March To Gaza. Namun masih terkunci di Mesir sebab penguasanya tak kunjung tergerak hatinya untuk mau membuka pintu perbatasan dengan wilayah Palestina. Apakah ini bukti bahwa rezim Mesir hanyalah kaki tangan Amerika & Israel?
Kembali pada Kekuatan Pemersatu Islam
Di tengah kebuntuan solusi dua negara yang digaungkan Barat, Islam sejak awal menyeru dengan solusi mendasar. Yakni kunci pembebasan Palestina terletak pada kembali kepada Islam sebagai sebuah ideologi paripurna. Islam sebagai ideologi yang mempunyai kekuatan besar dalam keimanan, politik dan militernya yang dahsyat punya kemampuan menaklukkan dan menggetarkan musuh-musuh Islam.
Semakin jelas solusi tuntas bukan terletak pada negosiasi yang timpang, melainkan pelaksanaan Jihad fi Sabilillah dan tegaknya kembali Khilafah yang dapat menyatukan umat & memberikan pertolongan utama atas penjajahan di Palestina. Jihad bisa dilakukan bila ada institusi Negara Islam atau Khilafah. Sejarah sudah membuktikan bahwa umat Islam di bawah naungan Khilafah, bisa bersatu, terlindungi dan berdaulat serta bisa mengusir ancaman kaum penjajah kafir dari tanah-tanah kaum muslim. Kembali pada Islam, bukan solusi buatan manusia yang penuh kompromi yang bisa menghantarkan kemerdekaan hakiki Al-Quds dan dunia Islam.
Views: 12
Comment here