Opini

Gencatan Senjata di Gaza, hanya Ilusi

Bagikan di media sosialmu

Oleh : Ummu Atika 

Wacana-edukasi.com, OPINI–BBC News Indonesia (10/10/2025) mengabarkan bahwa kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera antara Israel dan Hamas (Palestina) menjadi terobosan yang dapat mendekatkan kedua belah pihak pada perdamaian. Gencatan senjata ini merupakan inisiatif Donald Trump untuk segera mengakhiri perang di Gaza, Palestina. Trump menyusun proposal gencatan senjata sebanyak 20 poin kesepakatan.

Kesepakatan gencatan senjata dicapai dalam perundingan antara Hamas dan Israel, dengan mediator Amerika Serikat, Qatar, Mesir dan Turki. Gencatan senjata dimulai pada tanggal 10 Oktober 2025.

 

Warga Gaza menyambut gembira pemberlakuan gencatan senjata ini setelah lebih dari 2 tahun dibombardir oleh Zionis Yahudi (Israel). Setidaknya mereka dapat bernapas lega, tidak dihantui tembakan dan kedzaliman para penjajah. Mereka berusaha kembali ke rumahnya yang ternyata sudah menjadi puing-puing, walau ada beberapa rumah yang beruntung masih utuh. Tapi apakah gencatan senjata ini bisa bertahan seterusnya?

Apakah warga Gaza bisa benar-benar merdeka?

 

Hasbi Aswan, seorang pengamat hubungan internasional, menilai bahwa proposal Trump hanya menguntungkan kepentingan Israel dan Amerika saja, yaitu menghentikan perlawanan Hamas di Gaza demi keamanan proyek kolonialisme Israel di Timur Tengah. Selama ini para pejuang Hamas menjadi ancaman dan penghalang yang sulit ditaklukkan oleh Israel.

 

Memang Gencatan Senjata membawa kebaikan bagi warga Gaza dengan diijinkannya bantuan kemanusiaan masuk, namun ada beberapa poin yang harus dicermati, seperti Zona bebas teror (deradikalisasi) dan Demiliterisasi menyeluruh.

 

Menurut KH Muhammad Shiddiq al Jawi, Deradikalisasi dan Demiliterisasi tidak dapat diterima secara syariat sebab akan mengakibatkan jihad fii sabilillah tidak dapat ditegakkan untuk melawan penjajah. Deradikalisasi dan Demiliterisasi sangat merugikan warga Gaza karena yang dianggap teroris adalah Hamas, harus diradikalisasi (dilumpuhkan) dan dilucuti seluruh persenjataannya. Padahal senjata dan pasukan Hamas ada, sebatas untuk membela diri dari serangan penjajah Israel. Sementara Israel yang jelas-jelas membombardir dan melakukan genosida terhadap warga Gaza secara brutal tidak dituduh sebagai penjahat perang.

 

Bodohnya para pemimpin negeri muslim yang diundang Trump dalam KTT Perdamaian Gaza di Mesir (13/10/2025), mereka menyetujui proposal itu. Ada 27 pemimpin global membahas langkah kongkret menuju perdamaian, stabilitas regional dan rekonstruksi wilayah yang porak-poranda akibat perang.

 

Aktivis politik Tahrir Mohamad Amin Yildirim mengatakan bahwa proposal gencatan senjata Trump adalah sebuah rencana jahat yang bertujuan untuk membubarkan Palestina dengan melucuti perlawanan Hamas. Setiap poin dari proposal itu isinya adalah penyerahan tanpa syarat bagi para Mujahidin dan rakyat Palestina. Persetujuan para pemimpin global sejatinya adalah sebuah pengkhianatan besar kepada saudaranya, muslim di Gaza.

 

Persaudaraan sesama muslim sudah hilang dalam sistem kehidupan kapitalisme seperti saat ini. Kapitalisme landasan akidahnya adalah sekularisme, meniadakan peran agama dalam kehidupan. Mereka hanya mau membantu apabila ada manfaat yang bisa diambil. Maka hanya ilusi (khayalan) mengharapkan penyelesaian masalah Palestina dari orang-orang penganut paham Kapitalisme sekuler. Yang mereka bela hanya kepentingannya saja.

 

Oleh karena itu, menyelesaikan masalah Palestina tidak bisa dengan konferensi (KTT), gencatan senjata atau solusi 2 negara. Palestina adalah bagian dari tanah Islam, hanya bisa dibebaskan dengan cara sesuai syari’at Islam.

 

Sejarah membuktikan saat Khilafah tegak, Palestina aman dan saat Khilafah runtuh Palestina terjajah. Maka solusi hakiki untuk membebaskan Palestina adalah dengan menegakkan kembali institusi pelindung umat Islam yaitu Khilafah ala minhajin nubuwwah (Negara yang menerapkan sya’riat Islam seperti zaman Nabi Muhammad SAW).

 

Khilafah akan mempersatukan umat muslim dalam satu komando, menghimpun kekuatan politik dan militer untuk berjihad mengusir penjajah Israel dan sekutunya dari tanah Palestina. Bila umat bersatu dalam institusi warisan Rasulullah ini, pasti kaum muslim di dunia akan bersatu dan terlindungi.

Wallahu a’lam bisshawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 3

Comment here