Oleh: Kuntary (Pengajar)
Wacana-edukasi.com, OPINI-– Kondisi terkini Muslim Gaza sedang mengalami kelaparan dan berada di ambang kematian. Program Pangan Dunia (World Food Programme) kehabisan bahan makanan. Dalam pernyataan resminya, WFP menyebut bantuan terakhir telah disalurkan ke dapur umum di berbagai wilayah Gaza. Mereka memperkirakan dapur-dapur tersebut akan berhenti beroperasi dalam beberapa hari ke depan. Situasi ini kian mengkhawatirkan mengingat sekitar 80% dari dua juta penduduk Gaza bergantung pada makanan dari dapur umum tersebut. Selama ini WFP telah mendukung 37 dapur umum yang mampu memproduksi sekitar 500.000 porsi makanan setiap hari. Hingga kini belum diketahui pasti jumlah dapur yang masih bisa beroperasi setelah stok makanan habis.
Pemberlakuan blokade total di Gaza oleh zionis Israel sejak 2 Maret lalu membuat kaum muslim Gaza menderita kelaparan. Dalih zionis menekan kelompok Hamas agar membebaskan para sandera yang mereka tahan. Gaza terus dibombardir hingga rata menjadi tanah. Dengan kejinya, zionis juga memblokade segala bantuan makanan, obat-obatan, dan kemanusiaan.
Kekejaman zionis ini disaksikan dengan jelas oleh dunia. Namun Barat, PBB dan, mirisnya, juga para penguasa muslim pura-pura buta. Seolah mereka tak mampu berbuat apa-apa terhadap zionis, manusia keji laknat yang jumlahnya sungguh sangat jauh lebih sedikit dibanding penduduk muslim sedunia. Jumlah mereka sebesar 9,4 juta jiwa sesungguhnya hanyalah remah kecil bagi 2,02 miliar umat Islam.
Melihat kondisi di Gaza saat ini, mereka memang sangat membutuhkan bantuan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan lainnya. Akan tetapi yang paling mendasar dan mendesak untuk mereka ialah pembebasan tanah Palestina dari penjajahan zionis. Pembebasan ini membutuhkan kesatuan pemikiran untuk bersatu menolong saudara muslim di Gaza berupa pengiriman bantuan militer untuk melawan zionis. Sebagaimana penghalang fisik memang harus dan hanya bisa ditumbangkan juga dengan kekuatan fisik, Bukan dengan solusi yang ditawarkan oleh AS dan PBB diantaranya solusi dua negara.
Solusi dua negara yang dikompromikan dan dikampayekan untuk Palestina merupakan wujud pengkhianatan. Tak kalah buruknya dari sikap berdiam diri atas kezaliman dan menutup mata dari hal yang terjadi di Palestina adalah beban yang tidak akan sanggup kita tanggung kelak di hadapan Allah Swt., mengingat betapa besar tanggung jawab tersebut. Melupakan Palestina adalah kelalaian yang teramat berat jika di akhirat kita berjumpa dengan Rasulullah saw
Aksi Boikot terhadap produk yang terindikasi berafiliasi dengan Israel, mungkin memang berhasil memberikan pukulan secara ekonomi di negeri-negeri Islam dengan tutupnya beberapa usaha tersebut akan tetapi tetap tidak mengurangi serangan Israel terhadap Gaza.
Begitu juga rencana evakuasi korban Gaza ke negeri-negeri Muslim seperti yang disampaikan presiden RI agar korban Gaza dievakuasi ke Indonesia. Hal ini justru akan semakin membuat Israel leluasa menguasai Gaza dengan tak adanya jaminan bahwa korban Gaza bisa kembali ke Palestina. Hal ini juga bukan langkah untuk menghentikan serangan zionis atas Gaza.
Solusi bagi masalah Gaza tidak bisa berharap pada PBB serta organisasi internasional lainnya yang jelas-jelas satu jalan dengan AS dan Barat. Posisi PBB telah sangat tampak lemah dan tidak berdaya di hadapan kepentingan AS dan sekutunya. Sejarah lahirnya PBB pun tak lepas dari peran AS sebagai penguasa dunia. Dalam kitab Mafahim Siyasiyah li Hizbit Tahrir hlm. 205, Syeikh Taqiyuddin an-Nabhani menjelaskan latar belakang lahirnya PBB dan perkembangan keanggotaannya. Bahwa PBB hanyalah alat bagi AS untuk memaksakan undang-undang internasional diterapkan di negara-negara anggotanya. Undang-undang yang akan terus mengokohkan kekuasaan AS sebagai negara pertama di dunia.
Oleh karena itu, kita wajib mengambil solusi penjajahan di Gaza Palestina dari sumber yang telah ditetapkan oleh Allah SWT yaitu jihad, sebagaimana perintah Allah dalam Al Quran dan Sunnah, tidak kunjung dilakukan sehingga kondisi Gaza makin mengerikan. Apalagi penguasa negeri-negeri Muslim justru berkhianat pada umat Islam disana.
Allah berfirman dalam Al Quran Surah Al-Baqarah Ayat 190
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”.
Umat Islam memiliki tanggung jawab terhadap Palestina hingga negeri tersebut dibebaskan dengan jihad yang akan dikomando khalifah. Khalifah mampu menjadi perisai hakiki umat sebagaimana dahulu Palestina berada di bawah naungan kekuasaan Islam. Barat dan sekutunya paham betul kekuatan sejati umat Islam ini. Netanyahu menyatakan, “Kami mengenal musuh kami dengan baik dan tidak akan menerima keberadaan Khilafah di sini atau di Lebanon. Dan kami berupaya untuk memastikan kelangsungan hidup (Israel).” Menolak khilafah sejatinya menggambarkan ketakutan akan kekuatan umat islam yang mulai terbentuk kesadarannya dengan menyerukan jihad dan tegaknya khilafah sebagai solusi di tingkat global.
Khilafah adalah ajaran Allah dan bisyarah Rasulullah yang pasti akan terwujud. Musuh Allah pasti menghalangi tegaknya khilafah.Begitu juga penguasa muslim pengkhianat akan mendukung mereka karena kecintaan mereka pada kekuasaan dan dunia.
Kebutuhan akan jihad dan Khilafah sebagai solusi paripurna bagi Palestina semakin mendesak dan nyata. Kewajiban kita dalam upaya membebaskan Palestina dari penjajahan dan penderitaan adalah dengan terus menyuarakan solusi paripurna ini. Dakwah yang berpengaruh harus terus diperjuangkan agar mampu mengubah pemikiran serta membersihkan pemahaman umat dari ideologi sekuler kapitalisme hingga terbentuk pemahaman Islam yang benar dan kaffah.
Tegaknya khilafah harus dipahami umat sebagai satu-satunya jalan mengembalikan kekuatan, persatuan, dan kekuasaan Islam yang membutuhkan penerapan syariat Islam kafah. Upaya berkelanjutan melalui pembinaan intensif secara personal dan komunal yang dilakukan kelompok dakwah yang lurus dan ideologis merupakan hal yang dibutuhkan saat ini agar umat memiliki pemahaman yang sama bahwa solusi hakiki dan nyata bagi Palestina adalah jihad dan Khilafah. [WE/IK].
Views: 0
Comment here